Minggu, 29 Mei 2016

Hal Terindah




            Duduk melamun, mungkin itu sudah jadi bagian dari diriku apa lagi jika menyangkut objek di depan ku sekarang, penjelasan dosen pun hanya berlalu begitu saja di telinga ku tanpa mau mampir apa lagi singgah di otak ku. Ikram itu lah nama objek yang mampu membuat ku seperti orang bodoh, sudah empat tahun dia membuat ku seperti ini.
            Hari ini seperti biasanya aku memperhatikan setiap gerak gerik Ikram penuh dengan rasa kagum, dia terlihat focus dengan penjelasan dosen beberapa hal juga dia catat.
            “apa ada pertanya?” tanyak dosen setelah menyelesaikan penjelasannya, tak perlu menunggu lama tangan kekar itu langsung mengancung ke atas dan terdengarlah suara baritone milik Ikram.
“saya kurang mengerti di bagian hubungan antara negara dan konstitusi” ungkap Ikram, aku hanya senyam-senyum sendiri mendengar suaranya. Sedangkan dosen kami kembali menjelaskan tentang yang tidak di mengerti Ikram.
“gimana sekarang kamu mengerti?” Ikram hanya tersenyum dan menganggu mengiyakan.
“baiklah kelas selasai, sampai jumpa minggu depan” ucap dosen dan meninggalkan ruang, semua Mahasiswi dan Masiswapun menghambur keluar ada yang kekanti, perpustakaan,taman atau hanya duduk di depan ruang, aku sendiri memilih nyantai di ruang.
Otak ku kembali memutar berbagai hal tentang Ikram, mulai dari pertama ku masuk kelas sampek beberapa hari lalu semua kenanggan itu sangat menyenangkan bagi ku.
FLAS BACK  :
“ kalau mengikuti ospek itu harus benar-benar siap” ujar Ikram tersenyum manis kearah ku dan memberi ku air mineral. Ku rasakan jantung ku berdetak lebih cepat dari biasanya melihat makhluk di depan ku saat ini, dengan tangan agak bergetar aku mengambil minuman itu.
“terimakasih” ucap ku berusaha sopan.
“ Ikram, Ikram Juanda” kenal nya mengulurkan tangan kearah ku.
“ Aila Farisha”
Sejak perkenalan hari itu aku dan Ikram makin dekat saja kami selalu saja bersama jika ada waktu kosong, dan yang lebih menyenangkan lagi ternyata aku dan Ikram satu Unit itu membuat hari-hari ku makin indah. Melihat semua sikap tingkah lakunya membuat aku makin tertarik ke dalam dunianya dan ingin memilikinya, ingin selalu bersamanya, karena dia selalu saja bisa membuat ku bahagia bahkan menanggis pun terasa menyenangkan jika dengannya.
“hey apa-apaan ini, ceritakan padaku!” perintahnya yang langsung menarik ku kedalam dekapan hangatnya.
“ti ti__dak hiks hiks” jawab ku sambil menanggis, Ikram menarik ku menatap kearahnya samar-samar ku lihat senyum manis itu.
“di depan ku menanggis lah sepuasnya aku selalu ada untuk mu” ucapn Ikram dan menggenggap tangan ku dengan tangan hangat miliknya,
FLASH BACK  :
“apakah sekarang masih berlaku” ucap ku lirih mengingat hal itu, aku pun tersenyum kecut sambil menyekak air mata ku.
“hey apakah kau menanggis Aila?” suara itu, suara baritone itu sangat tak asing bagiku, ku palingkan wajah ku dan mencari punya siapa suara itu.
“Ikram, ternyata kau” ucap ku lembut.
“ hey aku tanyak apa kau menanggis?”
“ tidak”
“benar?” selidiknya terlihat sangat tak percaya,
“oh ayo lah apakah aku harus terus menanggis saat ada kamu?” tanyak ku dengan sikap menantangnya.
“ tidaklah” jawabnya singkat sambil mengambil tasnya.
“ kau akan kemana ?”
“ aku mau kekantin sama Shanas. Kau mau ikut?”
‘ deg’ rasanya ada yang sakit
“tidak” jawab ku singkat.
“ baiklah” Ikram pergi begitu saja,
Ku lihat dia mengandeng tangan Shanas tangan kekar yang dulu sering mengenggap tangan ku kini milik Shanas aku sadar itu. Mungkin hal indah yang dulu sedikit demi sedikit akan benar-benar lenyap dari hidup ku, padahal aku rela jika harus terus menanggis tapi cinta Ikram hanya untuk ku. Aku mengingin kannya, walaupun dia tidak di samping ku tapi dia selalu mencintaiku, aku tidak ingin lenyap seiring waktu aku ingin selalu bersama mu. Ku harap saat indah itu akan benar-benar datang dan hanya milikku.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar