Pangeran Hayalan &Tuan Putri Impian
Hidup di negeri dogeng adalah impian setiap orang
apa lagi jika sejak kecil selalu mendengar kisah – kisah dogeng. Dimana di
negeri itu banyak hal – hal yang mustahil terjadi, ada banyak keajaiban.
Binatang bisa bicara, kuda terbang, ada Pangeran berkuda putih, tuan Putri yang
cantik, kisah yang sempurna yang hanya ada di negeri dongeng menurut beberapa
orang. Namun, tidak utuk gadis yang kini menginjak usia 20 tahun baginya cerita
dan negeri dongeng suatu hal yang nyata. Gadis yang masih duduk di bangku kuliah
ini yang juga berprofesi sebagai penyiar radio ini percaya kalau suatu saat dia
akan mendapatkan seorang Pengeran yang selalu ada di dalam dunia hayalannya,
dia aneh tapi bukan hanya dia mungkin ada orang lain yang seaneh dia.
Gadis yang biasa di sapa Putri
Asaufa ini bahkan tak jarang berprilaku bak Putri kerajaan dari negeri dongeng. Sikapnya yang lembut,
bicaranya yang sopan, bertingkha anggun, kata – kata yang bijak saat
menyelesaikan masalah dia benar – benar mencerminkan seorang Putri Raja. Bahkan
para pengemarnya di radio sangat suka curhat pada Putri Asaufa, mereka semua
rata – rata senang mendengar cara Putri Asaufa bicara dan nasehat yang ia
sarankan.
Walaupun ia bukan keturunan asli
kerajaan dan bukan berasal dari keluarga yang kaya raya, tapi Putri Asaufa bisa
beretika dengan baik.
“Tuan Putri Asaufa” mendengar suara
itu Putri Asaufa langsung menoleh keasal suara dan menebarkan senyumnya lagi.
“hal apa yang membuat anda melamun
tuan Putri?” tanyak suara itu lagi namun lagi -
lagi Putri Asaufa hanya menebarkan senyumnya.
“Pangeran Edga?” sambung suara itu
lagi.
“hm, Pengeran Edga aku tidak bisa
menghilangkan bayangannya dari ingatan ku”
“uff ayolah malam ini aku menginap
di rumah mu bukan ingin mendengar cerita Pengeran Edgamu itu” kata gadis yang
sering disapa Rena itu sambil membaringkan tubuhnya di samping sahabatnya Putri
Asaufa.
“tapi Pangeran Edga itu nyata” kata
Putri Asaufa ikut berbaring.
~Ooo~
Sebuah tempat yang sangat indah
dimana mereka selalu bertemu dan mengenal satu dengan yang lain. Sebuah hutan
yang di penuhi dengan aneka tumbuhan – tumbuhan indah, mungkin jika kita
melihat tempat ini kita akan berpikir kalau kita sedang ada di Wonderland atau
Neverland tempat para peri dan Patarpan berada.
Dimana tempat itu sangat indah dan
penuh dengan keajaiban tapi sangat berbahaya, Neverland Paterpan dan Pink atau
Tingkelbell selalu harus bertarung dengan bajak laut si Kapten Hook untuk
menjaga wilayah mereka dan Wendy si manusia cantik yang datang ke Neverland
bersama saudara – saudaranya.
Namun, tempat Pangeran Edga dan
Putri Asaufa bertemu bukan lah tempat sebahaya itu, tempat ini sepi tidak ada
satu pun terlihat makhluk lain yang berbetuk manusia seperti mereka. Disini
hanya terdengar suara kicauan burung yang merdua atau suara binatang – bintang
lain yang lucu dan tidak berbahaya, di tempat ini juga ada sepasang Vegasus dan
sepasang Unicorn yang dianggap hanya sebagai makhluk mitologi, juga ada kuda
putih yang biasa di tunggangi sang Pengeran.
Hari itu Putri Asaufa datang kehutan
yang sepi itu menulusuri hutan di temani sang unicorn, yang nampak celinggak –
celingguk tengah mencari Pangeran Edga mungkin. Alunan suara harmonica
terdengar merdu di tengah hutan, kaki Putri Asaufa terus melangkah hingga
bayangan sosok laki yang tengah bersandar di pohon membuat ia tersenyum. Putri
Asaufa terus mendekat menatap lekat pemuda yang tengah memejamkan matanya itu.
“anda lama Tuan Putri” tutur pemuda
yang masih menutup matanya itu.
“maafkan saya Pangeran” ucap Putri
Asaufa dan ikut duduk di sampingnya.
Pemuda yang di panggil Pangeran itu
tidak mengatakan apa pun ia hanya diam dan kembali memejamkan matanya.
“selain harmonica, buku apa yang di
tangan anda Pangeran?” tanyak Putri Asaufa yang di selimuti rasa penasarannya.
“Peterpan, kamu ingin membacanya?”
tawar sang Pangeran menyodorkan buku itu pada Putri Asaufa.
“tidak, aku ingin Pagerena Edga
membawa ku jalan – jalan dengan kuda itu” kata Putri Asaufa sambil tersenyum
manis.
Pangeran Edga tidak menjawab apapun
permintaan Putri Asaufa, tapi setidaknya dengan ia tersenyum dan berdiri tegap
bisa di simpulkan kalau ia bersedia mengabulkan permintaan sang Tuan Putri.
“terimakasih” ucap Putri Asaufa
dihiasi senyum manisnya.
Dengan pelan kuda putih Pangeran
Edga berjalan membawa mereka berdua menggelilingi hutan indah itu. Sepanjang
hutan yang mereka telusuri semua binatang berdiri menatap mereka seakan
tersenyum bahagia melihat Pangeran dan Putri itu.
“Pangeran” panggil Putri Asaufa,
ketika kuda yang mereka tunggangi berhenti disebuah sungai yang di suguhi
pemandangan air terjun.
“ya” sahut Pangeran Edga lembut.
“mereka tidak percaya kalau Pengeran
itu ada” kata Putri Asaufa, Pangeran Edga menarik sudut bibirnya dan membentuk
sebuah senyum yang manis.
“apa orang yang ada disekeliling
Pangeran percaya aku ada?” tanyak Putri Asaufa lagi.
“tidak. Tapi bagiku Putri itu ada
dan nyata” kata Pangeran sambil tangannya membelai lembut rambut Putri Asaufa.
“selain tempat ini, aku punya tempat
favorit lain Restoran Raja meja 8 aku sering kesitu” ucap Putri Asaufa.
~Ooo~
“Edga, banggun sayang sudah pagi”
suara itu menggema membuat si pemilik nama spontan melompat dari kasur king
zinenya.
Sedikit merapikan penampilannya ia
langsung berlari dan membuka pintu kamarnya, sosok wanita paruh baya yang masih
terlihat cantik itu tersenyum lembut padanya.
“selamat pagi Ibunda” sapanya sambil
memeluk Ibundanya.
“selamat pagi juga Pangeran Edga
Dhafir, apa acara kamu hari ini?”
“hmm ananda ingin kembali ke
Indonesia”
“Apa? Kamu serius”
“Ma 15 tahun kita telah meninggalkan
Indonesia dan Edga gak pernah balik ke Indonesia jadi saat ini Edga ingin
kembali kesana”
“hmm kalau itu sudah keputusan kamu
apa yang bisa Mamah lakukan, silahkan kembali ke Indonesia”
Edga masuk kekamarnya mandi
menyiapkan pakain dan barang yang kan ia bawa, juga menghubungi seseorag untuk
memesankan tiket pesawat untuknya. Setelah semua keperluan beres Edga turun
keruang makan dengat tas ransel yang sudah bertengker di bahunya. Mereka
melakukan aktifitas makan dalam diam hanya tersengar suara sendok dan piring
saat bertemu. Selesai makan anggota keluarga itu pun saling menatap.
“Ayah dengar dari Mamah kamu akan
kembali ke Indonesia?” tanyak sang kepala keluarga menatap anak mereka.
“iya” jawab Edga singkat.
“hmm Ayah izinkan”
“makasih Yah”
“di sana jaga lah dirimu baik –
baik”
“hmm”
Setalah menempuh jarak yang lumayan
Edga pun tiba di Indonesia, Edga berdiri di luar bandara sambil mengamati
secercik kertas yang di berikan ibunya. Isi kertas itu adalah alamat tantenya,
selesai mengamati kertas itu Edga menarik nafas lalu memanggil taxsi. Di taxsi
Edga kembali mengambil kertas itu dandi tunjukan pada sopir taxsi.
Di taxsi Edga terus memikirkan
Mimpinya, hingga suara radio yang disetelah oleh supir taxsi menyadarkannya dari
lamunannya itu.
“pak siapa penyiar itu?” tanyak Edga
penasaran.
“hmm dia sering menyebunya dengan
Tuan Putri, anda suka?” tanyak Supir Taxsi, Edga hanya diam.
‘ya buat kamu yang tadi udah hubungi kita,
kamu boleh saja ingin bersama si dia tapi kamu jangan sampek menyakiti hati
orang tuamu. Yakinkah orang tua mu dengan cara yang baik dan jangan sampek kau
menyakiti mereka dan…’
“pak, bagaimana cara menghubunginya”
“oh gampang tuan, ini anda bisa
pakek ponsel saya, saya sering curhat pada Tuan Putri” kata supir taxsi dan
menyerahkan ponselnya.
“hallo, rsetoran Raja meja delapan”
kata Edga dan menutup sambungan telponnya.
Ooo
Putri Asaufa, terdiam saat mendengar
suara penelpon misterius tadi yang tidak menyebutkan alamat bahkan namanya.
Putri Asaufa meneteskan air matanya lalu ia berlari keluar dari ruang
penyiaran, suasana pun sediki kacau. Acara yang dibawakan Putri Asaufa pun di
tutup begitu saja.
“kau mau kemana?” tanyak rekannya
yang mengejar Asaufa.
“mencari mimpi ku” kata Putri Asaufa
dan kembali berlari.
Dengan air mata yang bercucuran,
Putri Asaufa pergi ke restoran Raja dia berdiri di Restoran itu dan mengamati
Restoran yang ramai itu. Dia melangkah kan kakinya untuk masuk ka dalam
Restoran, matanya terpaku saat melihat sosok yang tengah duduk di meja nomor 8.
Merasa di perhatikan sosok pemuda
itu berpaling kearah Asaufa, mata terkejut menatap siapa yang tengah memandangnya.
Tanpa di perintah kaki itu melangkah mendekati Putri Asaufa, dia menarik Putri
Asaufa. Mereka berpelukan lama soalah sudah tidak bertemu sangat lama, bahkan
rasanya kini waktu berhenti menyaksikan mereka.
Mereka terus melepaskan rindu,
hingga pelan-pelan suasana restoran berubah, mereka seperi masuk kedimensi
lain. Di mana disitu hanya ada mereka berdua yang sedang sangat bahagia.
Burung-burung terasa bernyanyi gembira melihat mereka yang menyatu. Pelan-pelan
pelukan erat itu mulai mengedor, mereka pun kembali ker restoran raja dan semua
pelanggan kini sedang menatap mereka dengan ekspresi yang berbeda-beda.
“kau nyata” itulah kata yang
terlontar dari mulut mereka berdua. Keduanya pun tersenyum bahagia dan kembali
berpelukan.
Ooo
Putri Asaufa terlihat sangat cantik
dengan gaun hijau lumutnya, dia menatap pantulan dirinya di cermin. Dia sangat
senang hari yang ia tunggu akhrinya tiba juga, dia sempat pikir mimpinya
selamanya akan menjadi mimpi.
Tok…tok..tok
Suara ketukan pintu itu membuatnya
mengalihkan pandangannya kearah pintu, dia melihat dua sosok pemuda yang masih
asing baginya.
“hay, aku Wiliam teman sekampusnya
Edga, ah aku kembali ke Indonsia untuk menghadiri pernikahannya, aku gak
menyangka itu” kata Wiliam sambil menjabat tangan Putri Asaufa.
“dan aku Kim Jo Ah, kau sangat
cantik tuan Putri Asaufa, kau wujud nyata dari putri impiannya Edga” kata Kim
Jo Ah dengan bahasa Indonesia yang berlepotan.
“kalian pikir Cuma kalian, aku
bahkan menganggap sahabat ku ini gila, menunggu Pangeran Hayalannya, tapi
kenyatanyaanya hari ini mereka akan menikah” kata Sahabat Asaufa yang ikut
masuk.
“khem, kalian kesini ingin menjemput
ku atau ingin berpendapat disini”
“hahahaha kami mau menjemputmu, ya
sudah ayolah”
Putri Asaufa diiring ke pelaminan yang
serba hijau itu bahkan terkesan mereka sedang di dalam hutan. Hutan di mana
mereka sering berjumpa di dalam mimpi mereka. Pengeran Edga tersenyum menyambut
kedatangan Tuan Putrinya. Mereka terlihat sangat serasi keduanya cantik dan
tampan, dan kedua nya benar-benar terlihat seperti Pangeran dan Putri.
“aku sangat senang kau nyata” bisik
Putri Asaufa.
“aku juga sangat gembira bisa
menikahi mu” bisik Pengeran Edga.
“semoga kita selamanya bersama”
“amin” keduanya pun bergendengan
tanggan dan tersenym bahagia, yang menyaksikan adegan itu pun ikut gembiran.
Walaupun jujur mereka masih
menganggap penganti baru itu aneh. Sering bertemu dalam mimpi, mencari
keberadaan. Sehari bertemu dan langsung memutuskan untuk menikah, acara
pernikahan yang hanya disiapkan dalam waktu 2 minggu benar-benar pasangan aneh.
Mungkin begitulah pandangan mereka, tapi mereka dapat merasakan cinta yang kuat
diantara mereka.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar