Reyhan terus bermain dengan anak – anak tente Erika,
dan menghiraukan keadaan sekelilingnya rasa bosannya sekarang juga benar –
benar lenyap sudah. Di sofa yang tadi di tempati Reyhan, kini duduk perempuan
yang tadi di panggil tante Erika dengan tatapan sebel pada Reyhan. Bahkan saat
acara makan – makan tadi Reyhan tidak peduli dengan tatapan sebelnya, dia
terlalu focus pada hal yang membuat dia bahagia.
“Rey” panggil Nino yang gak di ubris Reyhan.
“Rey” Reyahan terlalu asyik main mobil – mobilan
dengan si kembar
“Wow, loe punya kuping gak sih?” tanyak Nino yang
sudah di samping Reyhan, Reyhan kembali nyengir kuda.
“hehehe sorry terlalu asyik, memang ada apa?”
“hmm gue mau kenalin loe sama sepupu gue, anak
perempuat dari tante Erika” ungkp Nino.
“dimana? lebih cantik dari tante Erika gak?” tanyak
Reyhan sambil memandang tante Erika.
“ah gue yakin tadi saat makan siang loe pasti gak
focus hingga gak sadar kalau ada anak tante Erika”
“nih namanya Nasya Salsabila” gadis yang bernama Nasya
itu menatap kesal Reyhan, sedangkan Reyhan sendiri Cuma melotot kaget.
“sesesepupu?” tanyak Reyhan gagap.
“ya sepupu no tante” kata Nasya memberi tekanan di
kata sepupu., sedangkan Nino hanya terkekeh melihat adegan itu.
“No, berarti gue bisa nikahin dong?” pertanyaan
konyol dari Reyhan membuat Nino menggap dan Nasya terkejut bukan main.
Tuing
Pertanyaan konyol Reyhan yang memakek suara riangnya
dengan volume yang besar itu pun menyita perhatiaan semua yang bernyawa yang
ada di ruangan itu. semuanya focus memandan tempat mereka sedang mengobrol itu.
“siapa yang mau kamu nikahin Rey?” tanyak Ibuk dari
Nino dengan suara lembut dan sikap nan ayunya itu.
“keponakan tante yang bernama Nasya siapa lagi” ucap
Reyhan polos.
“aisy. Ah Buk jangan di gubris omongan Rey, kan Ibuk
tau Rey sering ngaur” tanggap Nino cepat.
“hmm tapi Erika, Tio kalian bisa pertimbangin loh
lamaran dadakan Reyhan dia anak yang baik bibit, bobot, dan bebetnya juga jelas
banget” ucap sang ibunda dari Nino, yang sepontan membuat Reyhan sadar dengan apa
yang telah di perbuatnya.
“ah tante bisa saja, Rey tentu saja belum siap buat
nikah. Rey baru kelas 2 SMA” kata Reyhan, yang ditatap Nasya dengan muka
memerah bukan karena malu tapi karena marah pada Reyhan.
“Mah, Pah, Tante Reni dan semuanya kalian dengar,
aku gak akan nikah sama makhluk aneh ini, kalian tau dia itu nyangkanya aku itu
Mamah” jelas Nasya penuh dengan amarahnya.
“iya Mamah dari anak – anak kita” tanggap Reyhan,
mengundang gelak tawa semua orang, sedangkan Nasya melah pergi meninggalkan ruangan
yang menyebalkan itu menurutnya.
“loe buat rusuh” bisik Nino.
“gak peduli. Filling gue mengatakan dia itu jodoh
gue”
“ceritanya loe jatuh cinta sekarang sama sepupu
gue?”
“not filling not love” bisik Reyhan dengan senyum
manis andalannya.
“anak – anak kenapa kalian berbisik?” tanyak bibi
Wiwik.
“tante, Om, Nek semuanya Reyhan jatuh cinta
pandangan pertama sama anak kalian” kata Reyhan mantap.
Semua tersenyum mendengar pengakuan Reyhan, Nino
sang sahabat menangkap kata – kata yang di ucap Reyhan itu tulus dan berasal
dari hatinya. Nino yakin kalau Reyhan memang mencintai sepupunya. Dan Nino tau
betul sahabatnya itu akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia
ingin kan belum lagi Nasya adalah gadis pertama yang di sukai Reyhan.
FLAS BACK :
“loe kapan jatuh cintanya? Gue kelas
satu SMP udah ada 8 orang mantan kekasih, loenya kapan, padahal loe lebih
ganteng dari gue” kata Nino yang sedang membuat tugas sekolahnya.
“saat gue bilang sama loe, not
filling not love. Dan gue gak akan melepaskan gadis itu, dia akan selalu gue
cintai selamanya” ucap Reyhan yakin.
“gimana kalau dia gak mencintai
loe?”
“akan gue buat dia jatuh cinta”
FLAS ON :
Mengingat hal itu membuat Nino jadi
senyam – senyum sendiri kayak orang stress untung saja orang – orang masih
focus pada Reyhan kalau gak pasti ia di kira orang gila oleh keluarganya
sendiri.
~Ooo~
Hari pertama masuk sekolah memang
banyak hal yang harus di siapkan, apalagi masuknya bukan untuk belajar tapi
menjalankan MOS bukankah itu sangat melelahkan. Belum lagi harus memakek
bermacam atribut yang di suruh, tapi masa ini adalah saat – saat yang
menyenangkan. Dimana kita akan bisa mengenal Kakak kelas, teman – teman
seangkatan dan guru – guru.
Masa ini juga bukan hanya para murid
yang repot, tapi sebenarnya para penanggung acara MOS juga sangat repot. Orang
– orang yang di tunjuk sebagai panitia pasti harus bertanggung jawab betul,
mereka harus siap dengan kondisi apapun. Termasuk menyediakan makan siapa tau
ada murid yang tidak sarapan dan akan tumbang maka para panitia yang berasal
dari OSIS inilah yang bertanggung jawab penuh. Belum lagi mereka harus
memikirkan hukumna yang jera tapi tidak terlalu berat untuk dijalankan jika
mereka malakukan kesalahan.
Jam 08.15 wib setelah pidato panjang
kepala sekolah hak penuh para murid baru pun di serahkan pada panitia – panitia
MOS. Jumlah murid yang di terima tahun ini di SMA2 setelah melakukan berbagai
tes adalah 90 orang. Dari 90 orang itu mereka akan membangi 9 kelompok tiap
kelompok berjumlah 10 orang. Dan jumah panitia ada 20 orang jadi 1 kelompok
mendapatkam 2 orang Kakak senior.
Kelompok 6 yang dinamai Mars itu mendapatkan
2 orang Kakak senior yang cantik – cantik dan terlihat baik juga yang bernama
Kak Helanda dan Kak Erista. Di kelompok Mars ada, Sena Helna, Fina Irnata,
Firdaus, Bian, Sintya Putri, Nasya Salsabila, Burhan Daun, Iqbal Arda, Ayu
permata, Siska Dewi.
“nama- nama anak loe siapa?” tanyak suara yang terdengar
familiar itu.
“anak gak enak banget adik kek Rey”
protes Erista.
“caelah loe protes aja nanti loe
juga akan jadi ibuk – ibuk” tanggap Reyhan sambil menarik catatan dari tanggan
Erista.
“Nasya Salsabila” gumam Rey lalu
menatap kearah murid – murid baru kelompok Mars.
“ketumu” gumamnya lagi.
“ada apa Rey?” tanyak Helanda.
“salah satu dari kalian tukar tempat
dengan gue, hmm loe Hel Randy nunggu loe disana” putus Reyhan dan mendorong
Helanda seenaknya. Di dorong sih ia tapi mana mau Helanda protes ini kesempatan
yang bagus baginya agar bisa bereng Rendy sang kekasih tercinta dari pada
Reyhan berubah pikiran dia langsung berlari pergi. Lagian kalau ketua OSIS
marah dia bisa beri alasan Reyhan yang maksa.
“loe kanalin gue sama mereka semua!”
printah Reyhan.
“loe kanalin aja sendiri, to mereka
juga lagi memperhatikan loe apa lagi para cewek” kata Erista.
“gak semua” kata Reyhan setelah
melirik kearah objeknya.
“dan harus bilang nama lengkap dan
sohib gue pacar loe itu” sambung Reyhna dan berhasil membuat rona di pipi
Erista.
“apaan sih loe. Adik – adik, ada
sedikit perubahan Kak Helanda akan di tukar sama Bang Rey, Reyhan Karam sahabat
baiknya Nino Sautra”
“hay salam kenal, semoga kalian
senang berada di kelompok ini bersama Abang dan Kak Erista” kata Rey sambil
tersenyum manis.
“iya Kak” teriak semuanya kecuali
gadis yang memakek tanda pengenal ‘Ranap’.
Setelah pengenalan singkat itu,
acara keseruan lain pun di mulai. Semua anggota MOS melakukan yang dengan
sangat gembira, acara MOS ini tidak membosankan dan para panitia juga sangat
baik – baik. Namun, ada yang aneh di kelompok Mars, si Ranap selalu saja kenak
hukuman dengan berbagai alasan yang diberi oleh Reyhan.
“Rey memang Ranap salah apa?” tanyak
Erista binggung.
“emang loe gak liat tadi dia itu
ngobrol? Ranap cepat maju kedepan!” mendengar penuturan Reyhan Erista hanya
menarik nafas pasrah lalu menatap kasian pada Ranap.
“gue gak ngerti sama dia, maaf ya”
ucap Erista saat Arsya berada di sampingnya.
“gak apa – apa Kak” kata Nasya.
Nasya berdiri tegap di depan Reyhan
dengan tatapan sangat kesal pada pemuda yang memiliki nama lengkap Reyhan Karam
ini. Sedangkan Reyhan memandang Nasya dengan terseyum manis.
“jadi apa lagi sekarang?” tanyak Nasya
pelan namun dapat dilihat dari sorat matanya kalau di sudah sangat kesal pada
pemuda yang sangat menyebalkan ini.
“I LOVE YOU” bisik Reyhan di telinga
Arsya dan sukses membuat Nasya terkejut.
“Abang Reyhan Karam jadi hukuman
saya sekarang apa?” tanyak Nasya lagi setelah mengatur rasa keterkujutannya.
“khem hukuman kamu tidak berat hanya
selalu berada di samping ku untuk selamanya” kata Reyhan yakin dengan volume
yang standard an tentu saja bukan hanya Nasya yang mendegarnya tapi juga para
anggota MOS lain.
“Rey!” seru Eristas memandang
keduanya bergantian.
Rey tidak menyaut panggilan itu dia
hanya diam dengan tangan ia benamkan di saku celana dan tersenyum manis.
Sedangkan Nasya menahan marah dan malu yang membuat mukanya sekarang semerah
tomat mungkin.
“Rey loe jangan membuat Nasya di
bully” bisik Erista.
“ah benar, hmm Nasya maksud Abang
kamu berdiri disini sampek MOS hari ini selesai” ralat Reyhan dengan sikap sok
tegasnya.
“eh iya Bang” jawab Nasya berusaha
setenang mungkin.
“di samping aku untuk selamanya jadi
ibu dari anak – anak ku juga boleh” bisik Rey dan tersenyum jahil.
“Arsh” geram Nasya kesal.