Selasa, 24 Mei 2016

TUNGGU


“ Allahhu akbar Allahhu akbar” sama – samar telinga ku dapat menangkap suara adzan subuh sudah di ku mandangkan. Dengan pakasa ku buka mataku yang masih setia mengikuti rasa ngantuk ku, TUNGGU
menguap dan merenggangkan otot – otot ku itulah yang ku lakukan sebelum benar – benar melenggak pergii meninggalkan tempat yang paling nyaman di rumah yaitu kamar tercinta.
Setelah beberapa detik, ku rasa semua roh ku telah masuk ke raga ku, aku pun cepat bergegas ke kmar mandi. Cuci muka, gosok gigi ambil wudhu dan kembali ke kamar untuk melaksanakan ke wajiban untuk setiap muslim yang baik yaitu 2 rakaat dulu.
“ tunggu Sya apa kamu telah banggun ?” canda Mamah yang baru saja selesai shalat saat melihat ku masih menutup mata ku dan jalan sempoyongan. Rasa nya aku enggan menanggapi candaan Mamah, lebih baik aku cepat masuk kamar dan shalat lalu kembali tidur.
‘ pagi menyapa pagi menyapa cepat banggun cepat banggun’  oh ya ampun ku rasa suara ini benar – benar merusak kegiatan ku.
“ aish bisa gak sih berhenti” oceh ku kesal, dan meraih ponsel ku yang terletak di samping tempat tidur
“ oh ya tuhan aku bisa telaaaat” teriak ku saat melihat jam di layar ponsel ku menuju pukul 06:50 wib.
Buru-buru dan cepat itulah yang harus kulakukan sekarang, 5 menit di kamar mansi, 3 menit pakek baju tanpa harus memilih, 1 setengah menit pakek jelbab tapi kurasa itu gak cukup 2 menit deh untuk pekek jelbab.
“sempurna” tutur ku saat melihat pantulan diri ku di cermin, sedikit polesan lipstick makni manis saja hari ini.
Semua udah siap dan beres, kembali ku raih ponsel ku dak ku perhatikan layar nya jam 07:10 wib. Kenapa gak prediksi seharusnya jam 06:59 wib
“ menyebalkan” gerutuk ku kesal sambil memasukan ponsel ku ke dalam tas, lalu meraih sepasang kaos kaki yang ku letakkan di tempat tidur tadi sebelum memakek baju.
“ bisa bisa terelambat nie” ucap ku sambil memasang kaos kaki sebelah kanan.
“ APAAAA??” teriaku histeris, ku rasa burung-burung yang sedang berkicauan merdu keni lebih memilih megepak kan seyapnya dan terbang entah kemana.
“ kenapa Mysha ?” suara Mamah terdengar khawatir, dan menerobos masuk kekamar ku.
“ gak papa Mamah hanya ada sedikit insidetn, Mamah keluar aja ” kata ku, gak mungkin kan ku jelaskan pada Mamah apa yang sedang terjadi.
Setelah Mamah pergi aku pun menarik nafas berat lalu menatap benda yang ku pegang sekarang, warnanya hitam persis seperti kaos kaki yang telah ku pakai.
“ kurasa kalau mencari pasangan kaos kaki aku akan telat, belum lagi ku harus menikahkan nya” tutur ku frustasi.
“ Menikah ? hey Misyha bukan saat nya bercanda sekarang, lakukan saja apa yang sedang kau fikirkan sekarang” sambung ku lagi dan melaksanakan apa yang sedang ku fikirkan.
Skip Time
1 jam perjalanan aku tiba juga di kampus tepatnya di ruang 14, ku parker sepeda motor ku lalu kembali mengecek ponsel ku jam 08:25 wib, aku terlambat sesuai prediksi.
“ tunguuu” teriak ku yang entah sudah yang keberapa kali pagi ini, saat melihat gagang pintu di tarik dosen dan sebentar lagi akan menutup.
“gubrak” satu kata yang ingin ku ucap ‘memalukan’, hey Mysha kau terjatuh karena menginjak rok sendiri. 1…2…3 detik kemudian, telinga ku dapat menangkap dengan jelas gelagak tawa teman-teman, ku rasa sekarng pipiku telah memerah menahan malu.
“maaf pak” ucap ku setelah bangkit dari alam kubur ku- ralat dari lantai maksud ku.
“ khem. Tidak apa-apa, sebaiknya sekarang kamu duduk saja” katanya berwibawa setelah berdekhem, adu bapak anda benar- benar baik. Aku tersenyum lembut mengucapkan terimakasi lalu melangkah untuk duduk.
“ Mysha”
“ iya Pak” jawab ku lembut dan tulus
“ucapan selamat pagi yang unik” ucapnya dengan senyum tanpa dosa andalannya dan kembali seisi ruangan menertawakan ku
‘tuing’ ku rasa aku telah jatuh dari gedung yang tinggi lalu masuk ke jurang dan berguling-guling menghantam batu (lebay). Kata kedua yang ingin ku ucap ‘sial’ baiklah sebaiknya aku tersenyum saja itu lebih baik sekarang.
Baiklah penderitaan ku akan berakhir sekarang 2 MK telah ku lalui, sekang tinggal satu MK lagi dan kalau apa yang ku lakukaan tadi pagi di rumah gak kebongkar ku rasa akan aman, gimana dengan masalah baru ? aku tidak berenca membuat masalah baru.
“ Sya kita ke Mushollah ya?”
“ ok sip tapi makan dulu ya?”
“ sip”
Skip Time
Makan siang selesai kami gak butuh waktu lama untuk makan, sekarang aku dan beberapa teman ku sudah berada di depan mushollah mereka sedang melepaskan sepatu dan kaos kaki.
“ ayo Sya” tolok atau terima, aku bimbang sekarang kalau terima rahasia ku akan terbongkar.
“ kakalian duluan aja”
“ hmm baiklah” jawab Ema tanpa curiga, lalu 3 kawan lainnya menyusul dia.
Ok aku aman 4 kawan ku sudah ke tempat wudhu duluan, liat kiri kanan lalu tinggal buka sepatu, ok sebelah kanan siap tinggal kiri.
“ hahaha” apaan ini dengan jelas ku dengar suara tawa Wika, Sena, Fiola, dan Ema
“ kau apa yang kau lakukan sudah ku duga ada sesuatu” kata Eman menahan tawa.
“jempol kaki mu benar-benar lucu hahahaha” kini sena ikut-ikutan, aku hanya diam menatap mereka yang terlihat puas.
“ kau belum berubah masih konyo, ceroboh, gak tepat waktu dan selalu saja bisa bikin orang tertawa” Komentar Wika.
“ ini masih gara-gara kamu menggunakan prinsip hidup kamu ‘tunggu’ , tunggu sebentar lagi, tunggu waktunyaa belum tiba tunggu jangan buru-buru, tunggu___” Fiola mengentikan kata-katanya.
“kapan berubah” sambungnya lagi.
“ betul thue Ola, pasti semalam Mamahnya udah ingetin tapi dia gak mau nanggapi, trus hari ini madset tangan pun jadi kaos kaki hahaha” ucap Wika lagi
” stop kalian puas? Baiklah aku gak akan lagi mengunakan prinsip hidup tunggu. Hari ini tangaal 11 mei 2016 Mysha Carala pasti akan berubah, jangan tunggu dia berubah tapi lihat buktinya” kata ku yakin dan mantap banget.
“ berubah jadi apa ? jadi Power Ranger” kata Sena santai.
“ hahaha gak lucu” tawa ku dengan nada mengejek lalu menatap mereka horror.
“ oo baiklah kita liat saja perubahanya”kata mereka bersama.
“pasti” ucap ku yakin dan tersenyum. Aku sadar prinsip hidup tunggu itu selalu saja membuat ku dalam masalah dan memalukan

‘ ya Allah bantulah hamba mu ini berubah’ ucap batin ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar