“ Allahhu akbar Allahhu akbar” sama – samar telinga
ku dapat menangkap suara adzan subuh sudah di ku mandangkan. Dengan pakasa ku
buka mataku yang masih setia mengikuti rasa ngantuk ku, TUNGGU
menguap
dan merenggangkan otot – otot ku itulah yang ku lakukan sebelum benar – benar
melenggak pergii meninggalkan tempat yang paling nyaman di rumah yaitu kamar
tercinta.
Setelah
beberapa detik, ku rasa semua roh ku telah masuk ke raga ku, aku pun cepat
bergegas ke kmar mandi. Cuci muka, gosok gigi ambil wudhu dan kembali ke kamar
untuk melaksanakan ke wajiban untuk setiap muslim yang baik yaitu 2 rakaat dulu.
“
tunggu Sya apa kamu telah banggun ?” canda Mamah yang baru saja selesai shalat
saat melihat ku masih menutup mata ku dan jalan sempoyongan. Rasa nya aku
enggan menanggapi candaan Mamah, lebih baik aku cepat masuk kamar dan shalat
lalu kembali tidur.
‘ pagi menyapa
pagi menyapa cepat banggun cepat banggun’ oh ya ampun ku rasa suara ini benar – benar
merusak kegiatan ku.
“
aish bisa gak sih berhenti” oceh ku kesal, dan meraih ponsel ku yang terletak
di samping tempat tidur
“
oh ya tuhan aku bisa telaaaat” teriak ku saat melihat jam di layar ponsel ku
menuju pukul 06:50 wib.
Buru-buru
dan cepat itulah yang harus kulakukan sekarang, 5 menit di kamar mansi, 3 menit
pakek baju tanpa harus memilih, 1 setengah menit pakek jelbab tapi kurasa itu
gak cukup 2 menit deh untuk pekek jelbab.
“sempurna”
tutur ku saat melihat pantulan diri ku di cermin, sedikit polesan lipstick
makni manis saja hari ini.
Semua
udah siap dan beres, kembali ku raih ponsel ku dak ku perhatikan layar nya jam
07:10 wib. Kenapa gak prediksi seharusnya jam 06:59 wib
“
menyebalkan” gerutuk ku kesal sambil memasukan ponsel ku ke dalam tas, lalu
meraih sepasang kaos kaki yang ku letakkan di tempat tidur tadi sebelum memakek
baju.
“
bisa bisa terelambat nie” ucap ku sambil memasang kaos kaki sebelah kanan.
“
APAAAA??” teriaku histeris, ku rasa burung-burung yang sedang berkicauan merdu
keni lebih memilih megepak kan seyapnya dan terbang entah kemana.
“
kenapa Mysha ?” suara Mamah terdengar khawatir, dan menerobos masuk kekamar ku.
“
gak papa Mamah hanya ada sedikit insidetn, Mamah keluar aja ” kata ku, gak
mungkin kan ku jelaskan pada Mamah apa yang sedang terjadi.
Setelah
Mamah pergi aku pun menarik nafas berat lalu menatap benda yang ku pegang
sekarang, warnanya hitam persis seperti kaos kaki yang telah ku pakai.
“
kurasa kalau mencari pasangan kaos kaki aku akan telat, belum lagi ku harus
menikahkan nya” tutur ku frustasi.
“
Menikah ? hey Misyha bukan saat nya bercanda sekarang, lakukan saja apa yang
sedang kau fikirkan sekarang” sambung ku lagi dan melaksanakan apa yang sedang
ku fikirkan.
Skip Time
1
jam perjalanan aku tiba juga di kampus tepatnya di ruang 14, ku parker sepeda
motor ku lalu kembali mengecek ponsel ku jam 08:25 wib, aku terlambat sesuai
prediksi.
“
tunguuu” teriak ku yang entah sudah yang keberapa kali pagi ini, saat melihat
gagang pintu di tarik dosen dan sebentar lagi akan menutup.
“gubrak”
satu kata yang ingin ku ucap ‘memalukan’,
hey Mysha kau terjatuh karena menginjak rok sendiri. 1…2…3 detik kemudian,
telinga ku dapat menangkap dengan jelas gelagak tawa teman-teman, ku rasa
sekarng pipiku telah memerah menahan malu.
“maaf
pak” ucap ku setelah bangkit dari alam kubur ku- ralat dari lantai maksud ku.
“
khem. Tidak apa-apa, sebaiknya sekarang kamu duduk saja” katanya berwibawa
setelah berdekhem, adu bapak anda benar- benar baik. Aku tersenyum lembut
mengucapkan terimakasi lalu melangkah untuk duduk.
“
Mysha”
“
iya Pak” jawab ku lembut dan tulus
“ucapan
selamat pagi yang unik” ucapnya dengan senyum tanpa dosa andalannya dan kembali
seisi ruangan menertawakan ku
‘tuing’ ku rasa aku
telah jatuh dari gedung yang tinggi lalu masuk ke jurang dan berguling-guling
menghantam batu (lebay). Kata kedua yang ingin ku ucap ‘sial’ baiklah sebaiknya aku tersenyum saja itu lebih baik
sekarang.
Baiklah
penderitaan ku akan berakhir sekarang 2 MK telah ku lalui, sekang tinggal satu
MK lagi dan kalau apa yang ku lakukaan tadi pagi di rumah gak kebongkar ku rasa
akan aman, gimana dengan masalah baru ? aku tidak berenca membuat masalah baru.
“
Sya kita ke Mushollah ya?”
“
ok sip tapi makan dulu ya?”
“
sip”
Skip Time
Makan
siang selesai kami gak butuh waktu lama untuk makan, sekarang aku dan beberapa
teman ku sudah berada di depan mushollah mereka sedang melepaskan sepatu dan
kaos kaki.
“
ayo Sya” tolok atau terima, aku bimbang sekarang kalau terima rahasia ku akan
terbongkar.
“
kakalian duluan aja”
“
hmm baiklah” jawab Ema tanpa curiga, lalu 3 kawan lainnya menyusul dia.
Ok
aku aman 4 kawan ku sudah ke tempat wudhu duluan, liat kiri kanan lalu tinggal
buka sepatu, ok sebelah kanan siap tinggal kiri.
“
hahaha” apaan ini dengan jelas ku dengar suara tawa Wika, Sena, Fiola, dan Ema
“
kau apa yang kau lakukan sudah ku duga ada sesuatu” kata Eman menahan tawa.
“jempol
kaki mu benar-benar lucu hahahaha” kini sena ikut-ikutan, aku hanya diam
menatap mereka yang terlihat puas.
“
kau belum berubah masih konyo, ceroboh, gak tepat waktu dan selalu saja bisa
bikin orang tertawa” Komentar Wika.
“
ini masih gara-gara kamu menggunakan prinsip hidup kamu ‘tunggu’ , tunggu sebentar lagi, tunggu waktunyaa belum tiba tunggu
jangan buru-buru, tunggu___” Fiola mengentikan kata-katanya.
“kapan
berubah” sambungnya lagi.
“
betul thue Ola, pasti semalam Mamahnya udah ingetin tapi dia gak mau nanggapi,
trus hari ini madset tangan pun jadi kaos kaki hahaha” ucap Wika lagi
”
stop kalian puas? Baiklah aku gak akan lagi mengunakan prinsip hidup tunggu.
Hari ini tangaal 11 mei 2016 Mysha Carala pasti akan berubah, jangan tunggu dia
berubah tapi lihat buktinya” kata ku yakin dan mantap banget.
“
berubah jadi apa ? jadi Power Ranger” kata Sena santai.
“
hahaha gak lucu” tawa ku dengan nada mengejek lalu menatap mereka horror.
“
oo baiklah kita liat saja perubahanya”kata mereka bersama.
“pasti”
ucap ku yakin dan tersenyum. Aku sadar prinsip hidup tunggu itu selalu saja
membuat ku dalam masalah dan memalukan
‘ ya Allah
bantulah hamba mu ini berubah’ ucap batin ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar