Selasa, 24 Mei 2016

KAU SUTRADARA

            Minggu 14 mei 2016, hari ini benar-benar jadi hari yang bersejarah bagi ku,  bagaimana tidak? Sedari tadi aku hanya duduk dan memandang lurus kearah objek ku yang menurut ku ini benar-benar aneh. Saat ini hanya ada satu pertanyaan yang ada dalam otak ku ‘kau sutradara?’, kalau orang yang ada di depan ku saat ini benar-benar pak sutradara dimana imgenya yang suka maki-maki, ngomel, ngeluari kata-kata kasar dari mulut nya itu. Dia benar-benar terlihat beda setan apa yang telah merasukinya, hingga membuat sutradara ku berbeda seperti ini, ku hanya bisa menompang daguku dengan kedua tangan ku memperhatikan dia dengan seksama yang sedang melontarkan bait demi bait lagu yang menurutku suaranya lumayan bagus.
“ kau memperhatikan ku ?” tanyaknya saat dengan jelas mata ku dan mata sutradara bertatapan.
“ ya. Aku penasaran setan apa yang telah merasuki mu” jawab ku jujur.
“ kau bilang apa?” tanyak nya lagi sambil melepaskan handset di telinganya.
“ gak papa” jawabku yang keburu kesal karena sikapa nya itu.
“ oh” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutnya lalu ia kembali melanjutkan acara konsernya di sofa yang berada di depan ku sekarang.
            Mungkin satu hal yang dapat ku simpulkan melihat sikapanya ini, seorang sutradara juga manusia dia juga bisa membuang kata-kata kasar dan bersikap seperti manusia biasa. Ku rasa kata-kata itu berlaku untuk sutradara lain tapi gak untuknya karena sutradara kami adalah orang yang paling menyebalkan, egios, dingin dan irit kata-kata baik hanya kata kasar yang bisa dia ucapkan.
“ gue takut kalau harus bilang sama sutradara” samar-samar ku dengar Wika sedang berbicara tentang sutradara.
“ loe bilang aja sama asiten sutradara dulu” kini suara Misna juga ikut ambil bagian tapi kenapa jabatan ku di bawa-bawa ke dalam obralan mereka.
“ ya ampun Mis loe taukan asisten dan sutradaranya itu sebelas dua belas sama menjengkel kan, apa lagi kalau dia tau ada masalah dengan filem kita” jelas Wika frustasi.
“ gue rasa tidak Elena cukup baik dalam bergaul dan ya dia juga bisa mencairkan suasana”
“ hahahaha. Kalau dia udah marah bisa jadi  moster loh dan lebih menakutkan dari sutrdara”
“aish. Wika” kata-kata itu membuat aku jengkel.
            Dengan yakin aku bangkit dari kubur ku ralat dari tempat duduk ku tadi maksudnya, dan mendorong pintu penghubung antara ruang santai dan ruang editor dengan kasar. Wika dan Misna menelan salvina nya saatmelihat ku menatap mereka dengan tajam.
“ ada masalah apa dengan filmnya, gue yang akan bicara sama sutradara”
“ baik El masalahnya ginie, blablabala” ku dengar penjelasan Wika dengan santai lalu melenggak pergi dari ruangan itu dan menemui sutradara.
Menyebalkan dia masih dalam posisinya semula, tap tap tap suara langkah kaki ku mendekatinya yang ku sadari dia tidak akan mendengarnya sekarang aku benar-benar dekat dengannya tapi apa dia tidak merasakan kehadiaranku.
“ uff” ku tarik nafas beratdan menatapnya.
“ sutradara” sekali
“sutradara” dua kali
“sutradara” tiga kali, dan mungkin terlalu lembut untuknya, baiklah sutradara yang menyebalkan kini kesabaran ku sudah di ujung tanduk. Dengan cepat dan yakin ku tarik hadsetnya dengan kasar.
“ sutradaraaaa” teriakku pas di telinganya, teriakkan ku membuat beberapa crue keluar dari ruang editor dan mencari tau apa yang sedang terjadi, tapi aku langsung menatap mereka dengan tatapan horror dan tanpa ku perintah mereka melenggak masuk kembali ke ruang editor.
“ kya apa yang kau lakukan?”
“ dari tadi ku memanggilmu, tapi kau tak menghiraukan ku” jelas ku.
“ oh, maaf. Jadi ad apa?” ku rasa pendengaranku salah masak ku dengar sutradara mengatakan kata maaf yang anti banget dia ucapkan, tunggu apa dia benar sutradara kami atau alien dari planet lain.
“ hello Elena kau mau bilang apa?”
“ eh?, anu itu aku”
“ apa” tanyaknya datar.
“ ada masalah dengan filmnya”
“ hn. Jadi?”
“ sepertinya kita harus syuting lain” kata ku tanpa berani mentapnya yang aneh ini.
“ tidak semuanyakan ?” tanyaknya lagi dengan santai.
“ tidak hanya sin 4”
“ baiklah kita syting aja lain kenapa kamu harus ribet. Besok mungkin bisa tapi jangan sampek kalian terlambat kalau kalian gak bisa besok cari aja jadwal yang pas” ucapnya benar-benar santai lembut dan tersenyum yang sangat jarang terjadi ralat tak pernah terjadi.
“ Elena kau baik-baik saja ?” tanyak dan melambai-lambaikan tangannya di depan ku.
“ eh?”
“kau mau dengar music?” tanyaknya lagi, dan langsung memasang handset di telinga ku, aku hanya membeku tanpa niat menjawabnya.
‘dia sutradara kami? Apa dia kemasukan setan kalau memang atau dia aliean?” pikiran ku terus berputar-putar seputar sutradara kerena ke anehannya ini.
“ kya kau..” ku kembali teriak dan menatap sutradara tajam, kali ini teriakan ku gak diambil pusing oleh rekan-rekan.
“ ada apa?” tanyak sutradara santai.
“ kau aliean dari planet mana?” tanyak ku dengan tampang serius.
“ hahahaha kau kenapa?” tawa sutradara terlalu keras, dan kali ini kawan-kawan tertarik dengan kejadian ini.
“ ada sutradara ? apa yang lucu?” tanyak Hilma yang keluar dari ruang editor.
“asisten sutradara dia selalu bisa membuat ku tertawa dengan tingkah dan pertanyaan itu?”
“ apa yang lucu dengan pertanyaan ku?” tanyak ku menahan kesal dan memanyutkan bibirku.
“ hahaha kau memang manis Elena” katanya mencubit pipi ku lalu berlalu seenaknya meninggalkan kami yang binggung dengan tingkah nya ini.
“ kalian lihat tingkah sutradara ku rasa dia bukan sutradara tapi dia aliean dari planet lain” kata ku polos
“ hahahaha”
“ kalian juga menertawakan ku ?”
“ sudah lah Elena kami harus bekerja lagi”
Tinggallah aku sendiri sekarang di ruang santai, namun pikiran ku masih saja seputar sutradara yang menurut ku dia benar-benar aneh.
“ apa benar dia sutradara?” tanyak ku pada diriku sendiri.
“ hey Kevin apa benar kau sutradara atau kau aliean hmm” teriakku ku sendiri.
“ sudah lupakan kejadian itu bukan kah lebih baik sutradara kita seperti itu” suara itu sangat familiar bagi ku, ya itu Alda sahabat karib ku.
“ tetap saja ini dia terlalu baik”
“ sudahlah”
“ hey Kevin kau sutradara ?”                                                                                     

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar