Senin, 28 Maret 2016

KEJUTAN DARI CHERRY




            Pagi yang indah untuk memulai aktifitas hangatnya cahaya matahari terasa sangat segar. Dan di depan ruangan yang tertulis angka 14 di bawah pohon yang sangat rindang itu terlihat seorang gadis yang bernama Cherry sedang duduk melamun.
              woi” katanya menepuk pundak Cherry membuat gadis itu terkejut, namun Cherry hanya menatap tanpa berkata apa-apa lalu kembali pada acara melamunnya.
            “ kenapa loe melamun apa yang sedang loe fikirkan ? coba katakan pada teman mu ini!” sambungnya dan mengambil tempat di samping Cherry.
            “ Maria. Apa yang loe inginkan saat loe ulang tahun, acara ulang tahun seperti apa yang loe inginkan? Oh apa loe mau kotak music ?” tanyak Cherry semangat pada temannya Maria. Maria hanya diam memperhatikan Cherry.
            “ ayo katakana apa loe menginginkannya” sambung Cherry sambil nyengir menanti jawabab dari Maria.
            “ dia binggung mau jawab apa, jadi dia diam dulu untuk nyusun kata-kata menjawab pertanyaan loe” samber Liza yang sedang melepaskan helm di kepalanya.
            “ oh ya. Jadi sekarang loe sudah menemukan kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan gue. Gue rasa pertanyaan itu tidak terlalu susah.”
            “ hmm baiklah gue bakal jawab. Gue menginginkan acara ulang tahun yang sederhana di pinggir pantai. Dimana disana ada teman-teman gue, dan saat gue di tuntun kesana mata gue di tutup” cerita Maria.
            “ ah gue yang nuntun loe tapi gue gak bawa kepinggir pantai melainkan di pinggir jurang lalu bruk gue ngedorong loe kebawah. Hahahahaha” potong Cherry dan tertawa lepas.
            “ Kya Cherry loe suka banget ya rusak moment” protes Maria kesal pada temannya itu.
            “ hey Maria emangnya loe gak kenal teman loe ini apa si perusak suasana” kata Rissya santai yang sedang memainkan HPnya.
            “ ya ampun kalian ini. Gue Cuma bercanda jadi Mis. Could coba lanjutkan cerita loe gue gak akan ganggu lagi”
            “ hmm gue harap. Lalu ada seseorang yang special yang nyanyi lagu selamat ulang tahun buat gue sambil memainkan gitar”
            “ dan itu Ahsani sama Kak Nafan” lagi-lagi Cherry menganggu cerita Maria dan tersenyum senang.
            “ loe  bilang gak bakal ganggu. Tapi kalau loe bisa mengwujud kan impian gue itu loe memang teman yang keren” kata Maria melihat Cherry tersenyum.
            “ ok loe liat saja gue pasti bisa menwujudkan impian loe itu. Ah dan gue bakal kasih loe kotak music tapi loe juga harus kasi gue kotak music ya saat ulang tahun gue”
              gue gak mau, gue mau celengan ayam saja. Dan menurut gue loe bukan menginginkan gue yang kasi kotak music tapi Kak Irfan” perkataan Maria kali ini berhasil membuat Cherry diam tanpa berkutik.
            “ ayo jawab. Benarkan” kata Liza dan Rissya bersamaan sambil menyenggol Cherry yang kehabisan kata-kata.
            “ hmm dan gue bakal kasi loe gitar gimana ?” tanyak Maria lalu mencoba mencairkan suasana.
            “wow benarkah? Ok biar Kak Irfan saja yang ngasi kotak music” ucap Cherry kembali semangat dan tersenyum senang.
            “ ah tapi Cuma___” Maria diam dan memandang Cherry
“ gantungan” lanjutnya menahan tawa melihat ekspresi temannya itu.
            “ apa gantungan ?. Wah loe PHP nyesek banget tau” tutur Cherry pura-pura ngambek dan memanyunkan bibirnya.

            Maria, Liza dan Rissya Cuma tertawa melihat tingkah kekanak-kanakan Cherry. Dan jauh dalam hati Cherry tanpa di ketahui teman-temannya dia sedang menyusun sebuah cara untuk menwujudkan impian Maria.
           
            Detik-detik ulang tahun Maria pun hampir tiba, Cherry nampak sibuk dengan HPnya di sampingnya juga terlihat Liza dan Rissya.
            “ loe udah hubungin teman-teman SMA kalian ?” Tanyak Rissya
“ baru Nida dan Ima Zuhra belum menjawabnya, oh ini Assalam mualaikum”
            “ Waalaikum salam ada apa Cher” terdengar suara di seberang sana penasaran dengan kata-kata yang akan di ucapkan Cherry.
            “ hmm loe mau bantu gue kan buat kejutan untuk Maria dia mau ngebantu gue waktu buat kejutan untuk loe” kata Cherry.
            “ ok kapan dimana jam berapa dan apa yang harus gue bantu?” tanyak Zuhra antusias
            “ di pinggir pantai tanggal 17 jam 10 tepat dan loe cukup kabarin teman yang lain” jelas Cherry.
            “ apa Ahsani termasuk” tanyak Zuhra ragu kalau dia harus menghubungi Ahsani
“oh dia gue yang urus loe hubungin saja Mery Afrina, Mutia, Zikron Kak unyu oh siapa nama dia gue lupa pokoknya dia  dan yang lainnya”
“ sip gue laksanakan” kata Zuhra dan mengakhiri pembicaraan mereka.

            Setelah obrolannya dengan Zuhra, Cherry menatap Rissya dan Liza dengan tersenyum yang mengatakan kalau rencananya pastikan sukses. Sekarang mereka bertiga sedang ada di laut yang akan mereka gunakan untuk membuat acara ulang tahun Maria.
            “ menurut gue sih tempat ini ok. Pemandangan lautnya juga keren” tutur Rissya memperhatikan laut yang indah itu.
            “ Hn. Benar kata Rissya dan laut ini juga terasa sejuk. Nah di sebelah sana di batu itu kita akan membawa Maria di situ” kata Liza menunjuk kearah batu besar yang bisa di tempati dua orang.
            “ yupz, loe bener dan disini kalau sekitaran jam 10 gak banyak orang mengingat tanggal 17 bukan hari libur”  jelas Cherry.
            “ oh ya loe belum hubungi Kak Nafan. Tapi loe gak punya nomornya bukan ?” tanyak Liza, terlihat khawatir.
            “ iya loe benar gue gak punya nomor Kak Nafan tapi gue punya nomor Kak Irfan gue akan minta padanya” kata Cherry dan mulai menghubungi Irfan.
            “ loe yakin ? loe gak bakalan gagap saat bicara sama Kak Irfan gak bakalan gugup gitue ?” tanyak Rissya meragukan Cherry.
            “ hey loe jangan meragukan gue lihat saja gue pasti bisa ngomong sama thue orang. Walaupun ini baru pertama kali gue hubungi dia” batah Cherry kesal mendengar penuturan Rissya dan tatapan keduanya yang meragukan Cherry.
            “ hallo Assalam mualaikum. Hallo hallo ini siapa apa ini Cherry ?”  terdengar suara dari telpon genggam Cherry.

            Cherry tak mendengar suara dari telpon genggamnya karena dia masih serius berdebat dengan Rissya dan Liza. Suara yang terdengar itu adalah orang yang sedang mereka bahas yaitu Irfan, ketiganya tak menyadari kalau Irfan mendengar semua berdebatan mereka tentang dia.
            “ ohya Cherry bukankah loe tadi sedang menghubungi Kak Irfan?” kata Liza menyadari apa yang sedang Cherry lakukan.
            “ oh ya ampun dia sudah menggangkatnya 15 menit gimana ini” tutur Cherry mulai khawatir.
            “ gak tau juga. Loe bersikap biasa aja seperti gak ada kejadian apa-apa” kata Rissya mencoba menenangkan Cherry.
            “ ok. Hallo ini Kak Irfan kan ? Kak gue gue gue mau” kata Cherry mulai gagap dan  tak bisa mengatur kata-katanya.
            “ uff ayolah Cherry bersikap biasa” katanya menarik nafas dalam-dalam, lalu melanjutkan kata-katanya.
            “ gue minta nomor Kak Nafan tolong kirim sekarang” kata Cherry lalu tanpa ragu.
            “ untuk apa bukan kah loe menyukai gue kenapa minta nomor Nafan”  kata Irfan menyakinkan fillingnya
            “ oh ya ampun gue minta nomornya apa harus menyukainya ini semua untuk Maria” jelas Cherry pada Irfan.
            “ ok tunggu sebentar”
            “ baik” tutup Cherry 
            “ wow cepat juga dikirimnya. Gue hubungi Kak Nafan dulu , hallo ini Kak Nafan
            “ iya. Ini siapa?”
            “ Cherry”
             “ kenapa loe hubungi gue bukan Irfan”
            “ oh ya ampun loe jangan salah paham ini untuk Maria loe sukakan sama dia jadi besok tanggal 17 gue buat acara loe harus ikut. Dan bawa gitar ok akan gue kirim alamatnya”
            “ ok gue juga akan bawa Irfan”
            “ oh itu terserah loe”
            “nah sekarang gue hubungi Ahsani” lanjut Cherry menatap Liza dan Rissya.
            “ hallo apa benar ini saya sedang bicara dengan Ahsani Taqwin” Tanyak Cherry mengunakan kata formal
            “ ada apa cepat katakan! Gak usah bicara formal sama gue geli gue dengarnya” ucap Ahsani
            “ ok tanggal 17 di pinggir pantai jam 10 acaranya. Pantai yang sering kita buat rioni” kata Cherry.
            “ tunggu maksud loe acara untuk Maria” tanyak Ahsani
“ menurut loe. Yaudah sampai jumpa disana”
            Sekarang hari yang di tunggu tiba tanggal 17, mata Maria di tutup dengan kain bewarna biru. Seperti ucapannya Cherrylah yang menuntun Maria sesekali Cherry mengatakan hal-hal aneh pada Maria yang membuat Maria tersenyum. Dan sekarang Maria sudah ada di pinggir pantai suara hamparan ombak terdengar jelas di telinganya, di depan Maria sekarang telihat Nafan dan Ahsani yang duduk di batu yang di maksud Liza siap dengan gitar mereka.
            “ jreng” begitu mata Maria di buka terdengar suara gitar. Dan lalu di lanjutkan dengan petikan nada yang indah dari gitar Ahsani dan Nafan yang menyanyikan lagu ulang tahun. Nida, Zuhra dan Ima membawa sebuah kue yang ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Kue itu dihiasi lilin angka 19 Maria hanya diam memperlihatkan keterkejutannya.
            “ nah tiup lilinnya” kata Mery, menyadarkan Maria yang berdiri membeku, Maria menium lilinnya lalu memandang bahagia kearah Cherry.
            “ nah sekarang potong kue dan berikan pada salah satu dari mereka” ucap Cherry lalu sambil tersenyum penuh arti.
            “ iya Maria loe harus pilih antara gue atau teman loe ini” kata Nafan lalu
“ maksud Kak Nafan Kakak__”
            “iya. Gara-gara Cherry terus memperhatikan Irfan dan Irfan yang penasaran tentang Cherry gue juga ikut memperhatikan loe dan penasaran tentang loe” jelas Nafan.
            “ hm jadi gue dan Cherry juga terlibat dalam kisah cinta ini” tanyak Irfan memperhatikan Nafan dan Maria.
            “ gara-gara Cherry yang salah bicara saat di depan Irfan membuat gue benar-benar tertarik pada loe dan masuk dalam kebohongan Cherry” kata Nafan tanpa memperdulikan pertanyaan Irfan.
            “ salah bicara yang mana?” tanyak Cherry gak ngerti
“ gue gak mau liat loe kok gue kesini mau temanin Maria liat Kak Nafan”  ucap Nafan menjawab pertanyaan Cherry namun tanpa menatapnya.
            “ ah Cherry dia seorang teman yang bisa membuat hari indah gue menjadi sangat buruk atau hari buruk gue menjadi sangat indah”  kata “ Maria mendiskripsi kan bagaimana temannya yang satu itu.
            “ kak mungkin Cherry selalu memperhatikan Kak Irfan karena dia memang menyukai Kak Irfan bahkan dia sangat marah saat melihat Kak Irfan dekat sama gadis lain” jelas Maria memandang lekat kearah Nafan. Yang lain terlihat tegang dengan suasana yang mereka ciptakan.
            “ jadi loe benar-benar menyukai gue, jadi loe cemburu saat gue sama gadis lain” Tanyak Irfan penasaran karena perkataan Maria.
            “ au ah Kakak pikir aja sendiri” jawab Cherry malu
“ jadi saat loe bilang nama pacar loe Irfan loe belum pacaran” samber Mery dan Nida bersamaan.
            “jadi loe bilang sama teman loe kalau kita pacaran. Jadi tunggu apa lagi ayo kita pacaran” ajak Irfan semangat, Cherry hanya tersenyum malu.
            “ hallo kalian bisa hargai suasana gak ?” protes Nafan merasa terganggu
“ hello loe fikir loe aja yang mau mengutarakan isi hati loe gue kan juga mau” kata Irfan menatap Cherry.
            “ mengutarakan? apa yang perlu di utarakan kalian kan memang saling menyukai hingga membuat gue dan Maria tercebak dalam kisah cinta kalian. Jadi kalian jadian aja” Jelas Nafan yang merasa benar-benar terganggu momentnya dirusak oleh Irfan dan Cherry.
            “ Hn. Dan kalian berdua gue mohon hargailah suasana yang sedang tercipta ini. Gue tau loe berdua memang punya bakat merusak moment tapi jangan sekarang” kata Maria sambil menahan senyum melihat Irfan dan Cherry kesal.
            “ hmm. Maria sudahlah jadi apa loe bisa menerima gue” tanyak Nafan saat suasana mulai hening.
            “ ah apa? Kak Nafan aku minta maaf karena aku gak tau perasaan yang aku rasakan ini cinta atau hanya menggagumi kakak . Tapi menurutku ini bukan perasaan yang Cherry rasakan untuk Kak Irfan jadi kita berteman saja dulu dan mengenal satu sama lain”  Jelas Maria, Nafan hanya mampu memasang wajah kecewa.
            “ Hn. Ya mungkin loe benar kita jangan buru-buru atau semuanya akan berantakan” kata Nafan mencoba tersenyum.
            “ ooh ok Kak Nafan mendapat penolakan jadi bagaimana dengan Loe Ahsani apa loe gak ingin mengatakan sesuatu ?”  perkataan Cherry yang tiba-tiba itu membuat Ahsani tersedak dengan air ludahnya sendiri dan kembali menciptakan suasana tegang.

            Maria yang di hadapi dua pilihan hanya mampu memejamkan matanya dan menerima kenyataan kalau dia sedang ada dalam masalah besar karena ulang Cherry. Cherry sendiri hanya tersenyum-senyum antara puas membuat kejutan yang membuat Maria terkejut, dan sedikit merasa bersalah karena menyeret Maria dalam masalah cinta ini.
              Maria gue suka sama loe. Dulu semua teman-teman mengatakan kalau loe menyukai gue tapi hanya Cherry teman dekat loe yang mengatakan kalau loe bukan menyukai gue tapi hanya mengagumi dan menyukai alis sama mata gue. Maria jawab lah!”
            “ Ahsani. Cherry benar gue hanya mengagumi loe bukan menyukai loe” kata Maria sekilas wajah Nafan yang semula tegang dan khawatir tiba-tiba mengukirkan senyum.
            “ wow teman gue ini benar-benar hebat dalam satu hari mematahkan 2 hati. Tapi friend apa kita hanya akan saling diam ayo kita rayakan ulang tahun Maria” ucap Cherry dan mengotori wajah Maria, Nafan, dan Ahsani lalu berlari menjauh.
            “ ya ayo kenapa kita harus merusak suasana yang indah ini” kata Irfan menatap Maria, Nafan dan Ahsani.
            “ Cherry I love you” sambung Irfan dan berlari mengejar Cherry.
“ seharusnya bukan kah mereka si perusak moment” ucap Zuhra memandang teman-temannya.
            “ iya loe banar” kata Ahsani
            “ jadi jangan biarkan mereka meruak moment ulang tahun loe Maria”  ucap Ahsani dan Nafan bersamaan lalu menarik Maria untuk ikut berlari. Maria tersenyum dan berlari mengejar Cherry.
            “ Cherry loe harus tanggung jawab” teriak Maria dan mengejar Cherry suasana yang terciptakan sekarang lebih baik dan  indah.

            “ Cherry dia seorang teman yang sangat berbeda yah seperti yang kukatakan dia bisa membuat hari indah gue menjadi sangat buruk atau hari buruk gue menjadi sangat indah. Dia juga bisa membuat gue masuk dalam masalah besar, tapi dia gak akan membiarkan gue larut dalam masalah. Cherry seorang teman yang berharga dan Cuma dia yang mampu mengerti gue seutuhnya. Dan Cherry teman yang selalu membuat gue terkejut dengan sikap dan tingkah lakunya” kata batin Maria yang berlari mengejar Cherry.

            “ Cherry tunguuuu” teriak Maria lagi
            “ Maria Ulfa gue punya kejutan lain buat loeee” teriak Cherry
            “ apa itu? Apa loe udah jadian sama kak Irfan”
            “ hahahaha bukaaann” teriak Cherry tertawa dan di iringi tawa teman-temannya
            “ uuff uuf gue gue punya kotak music”  sambung Cherry nges-ngosan yang sudah duduk di antara bungkusan hadiah.
            “ apa ini? Kalian meninggalkan hadiah ini di sini jauh dari tempat acara bagaimana kalau hilang” tanya Maria ikut duduk di samping Cherry.
            “ gak akan. Ini buat loe kotak music dan celengan ayam”
            “ terima kasih. Gue  bahkan gak butuh ini setelah apa yang telah  loe lakukan gue benar-benar terkejut. Terima kasih” kata Maria memeluk erat teman anehnya itu.
            “ loe bisa aja. Oh ya loe harus tabung uang disini dan buat acara ulang tahun gue lebih indah dan tak akan terlupakan dari ini” kata Cherry melepaskan pelukan Maria.
            “ tentu gue akan buat lebih indah lebih bagus lebih keren dan gak akan pernah terlupakan”
            “ apa loe akan buat gue di lamar dua cowok” kata Cherry tersenyum nakal.
            “ hahahahaha” teman-teman mereka hanya mampu tertwa mendengar perkataan Cherry.
            “ loe bast friend gue” kata mereka semua bersama


                                                                                                                                END

ALWAYS YOU


Always you


            Kukuriuk, terdengar suara kokok ayam yang menyapa para manusia, namun seorang gadis yang bernama Mehra masih setia terbenam di dalam alam mimpinya.
“ hey bangunlah ini bukan waktu untuk tidur” kata suara itu.
            Gadis yang bernama Mehra itu merenggangkan otot-otanya dengan mata yang masih tertutup ‘kretek kretek’. Pemuda yang baru masuk keruang itu tersenyum melihat tingkahnya.
“ apa tidurmu nyenyak?” tanyaknya.
“ sepertinya begitu, bahkan aku gak ingin bangun”
“ oo nona tapi kau harus bangun, cepat buka matamu hari ini bukan untuk bermalasan”
“ baiklah” jawabnya, sambil menatap langit-langit rumah yang terlihat asing baginya.
“ ayolah”
            Kini Mehra yang masih terlihat mengantuk bangkit dari tidurnya  dan mengikat jaket di pinggangnya serta kain yang menemani tidurnya semalam dia ikat di kepalanya.
“ hahahahaha kau terlihat seperti Dorosableng Mehra”
“ hey Bang Sandy diam lah” tuturnya yang masih terlihat mengantuk.
“ Dastaaaaaan bangunlah” suara teriakkan itu menandakan orang yang sedang terlelap sekarang mempunyai sifat yang hampir sama dengan Mehra, dan Mehra sendiri yang tadi terngantuk-ngantuk tiba-tiba tesontak kaget.
“ eh kenapa orang itu berteriak ?” tanyak Mehra.
“ dia membangunkan cucunya, yang sifatnya sepertimu” jawab Sandy.
            Mendengar penuturan yang keluar dari mulut sepupu kesangannya itu Mehra langsung menatap horror kearahnya. Sedangkan seorang pemuda yang terlihat berantakan itu sedari tadi melihat tingkah dua saudara yang ada di depan jendela kamarnya.
 Bang adik loe kok gitu?” tanyaknya, dan langsung membubarkan tatapan horror Mehra.
“ eh Das selamat pagi, loe gak kenal ini siapa?”
“ gue yang nanyak loe kok malah balik nanyak”  celutusnya
“ dari pada loe ngurus kita mending pakek baju dulu tue” kata Mehra dengan nada agak tinggi namun dengan wajah yang merona.
“ arsh loe makin cantik kalau marah. Bang siapa dia?”
“ Mehra, teman yang jadi musuh loe tapi jadi partner loe” kata Sandy, Mehra dan Dastan langsung memasang wajah binggung mencerna perkataan Sandy.
  loe ingat waktu loe kelas lima SD loe dan___”
“ iya aku gue ingat” kata Mehra dan Dastan serempak.
“ wieh serempak nie”
“ au ah dari pada urus yang ginian mending gue bantu orang-orang yang di sono” ungkap Mehra dan berlari kearah bapak-bapak yang sedang mengatur meja pesta.
            Setelah di tinggal Mehra perdebatan merekapun bubar, Dastan memilih pergi untuk mandi dari pada mendengar cerita Sandy tentang dirinya dan Mehra. Tanpa di ceritapun ia juga masih ingat gimana dia habiskan waktunya dengan Mehra dulu, walau hanya seminggu kisah itu cukup manis untuk di lupakan.
“ Mehra” gumam Dastan dengan tersenyum tipis lalu melenggak masuk ke kamar mandi.
            Mehra dan beberapa saudaranya terlihat sibuk menyiapkan acara pernikahan kakak sepupunya, langit yang tadinya gelap sudah terlihat di sapa matahari.yah walaupun masih samar-samar. Sedangkan Dastan terlihat sedang menyapu halaman rumah neneknya dengan muka yang sedikit bete. Tanpa Dastan sadari Mehra yang sedang membantu pamannya memasang paku payung yang terlepas dari pelaminan tersenyum tipis melihat tingkah Dasta yang menyembunyikan beberapa sandal di atas pohon yang ada di depan rumah.
            “ ada tenaga yang kosong gak di sini”
“ Mehra kosong” jawab Pamannya yang sudah siap dengan pekerjaannya.
“ oh bagus. Tolong kamu ambil buah di kulkas nenek Wiwi”
“ apa, malas bangat ketemu Dastan” gumam Mehra kecil.
“ ada masalah Mehra?”
“ engak Bik Mehra ambil sekarang”.
            Mehra langsung bergegas masuk saat melihat Dastan yang tengah serius dengan pekerjaannya, lalu dia memanggil neneknya Dastan yaitu nenek Wiwi.
“ nek Assalammuaikum nenek ada di dalam, nek” Mehra  terlihat sudah beberapa kali menyeru nama nenek Wiwi.
“ waalaikum salam nak, maaf nenek dari kamar mandi”
“ iiiya nek, Mehra mau ambil buah yang di titip di sini” ungkap Mehra sopan
“ oh, kamu ambil saja di kulkas nenek mau ketempat kamu”
“ oh iya nek”
            Nenek Wiwi pun meninggalkan Mehra, Mehra langsung menuju ke dapur dan mencari kulkas untuk mengambil buah sebelum Dastan yang nyebelin itu datang. Mehra tersenyum saat melihat buah-buah yang sudah bersih itu di dalam kulkas, dan dari arah belakang tanpa dia sadari ada sesorang yang memperhatikannya sedari tadi.
“ nah syukurlah Dastan masih di luar”
“ door”
“ eh setan Astaufirullah” racau Mehra.
“ hahahaha ternyata loe latah ya” tawa Dastan pecah.
“ Dastaaaan loe” teriak Mehra geram dengan tingkah teman kecil seminggunya itu.
“ hey dari pada loe teriak-teriak mending pungutin tu buah yang udah pada jatuh” tunjuk Dastan pada buah yang udah berserakan di lantai dapur.
“ ini gara-gara loe, loe pungutin aja sendiri” ucap Mehra dan duduk bersilah kaki di kursi.
“ iye, gine aja ribet” kata Dastan sambil membereskan masalah yang ia perbuat.
            Semua masalah sudah beres, jam juga sudah menunjuk pukul 8.00 wib. Mehra terlihat sudah memakai baju pestanya dia tinggal memoles wajah cantiknya dengan sedikit Mak-up. Dan Dastan juga sudah terlihat rapi dengan kemeja warna abu-abunya, rambut yang terlihat acak-acakan itu juga terlihat bagus untuknya dia terlihat keren.
            Acara resepsi pernikahan Kakak sepupu Mehra berjalan lancar, sekarang tiba di acara inti untuk masyarakat setempat yaitu menyumbang lagu untuk pengantin. Semula semua yang bernyayi terlihat biasa aja dan membosan kan, tapi semuanya berubah saat seorang Nenek yang umurnya mungkin sekitar 59 tahun menyanyikan lagu dari Siti Badriah.
“ hahahahahah” tawa semuanya pecah, Dastan yang mempunyai sifat jail mengerjai si Nenek yang membuat semuanya kembali tertawa.
“ eh Das loe ngapain sih”
“ menghibur diri” jawabnya santai.
“ sinie ah” tarik Mehra.
            Disinilah keduanya sekarang, di bawah pohon sawit duduk dalam diam tanpa ada yang mulai percakapan. Dastan sibuk dengan Hpnya Mehra juga sibuk menatap langit-langit suasana yang tercipta antara mereka benar-benar sunyi.
“ jadi kenapa loe tarik gue kesini” tanyak Dastan yang sudah mulai bosan
“ eh itu gue males aja liat loe gangguin Nenek itu”
“ hahahaha sama nenek-nenek aja loe cemburu”
“ eh gue gak cem___”
“ berapa nomor loe?” potong Dastan.
“ loe punya Hp kan?” sambung Dastan lagi.
“ iya”
“ jadi berapa?”
“ hmm, 085358xxxxxx”
“ 08558xxxxxxx, betul”
“ iya”
“ Fb, Twitter, Line, Bm apa lagi ya?”
“ gue Cuma punya FB sama Twitter”
“ jadi?”
“ Mehra Salma, @mehra_salma”
“ Salma, kenapa gak Sharma?” tanyak Dastan sok polos.
“ kalau gue udah nikah sama loe boleh Sharama”
“ loe masih ingat juga sama nama belakang gue?
            Suasana mulai mencair, banyak cerita yang mereka ceritakan dari kisah masa lalu mereka hingga cerita tentang teman masing-masing.
“ kapan loe balik?”pertanyaan yang berhasil membuat suasana kembali hening.
“ nanti malam” jawab Mehra setelah beberapa detik diam
“ ooh, ayo ikut gue” tarik Dastan
“ eh ngapain kita di sini”
“ nyanyi”
“ eh”
“ bang music ‘ hey Ipang vs Shila Marcia bisakan”
“ bisa mas”
“ loe tau?” Mehra mengangguk.
“ hey belum juga aku mengerti apa yang sedang kurasakan seperti biasanya”
“ hey mungkin semua karena mu sudah tak bisa ku nikmati saat kau tak bersamaku”
“ seandainya saja ku bisa katakan jangan kau tinggalkan saat ini ku ragu, bisakah ku nikmati semua tanpamu selama-lamanya”
            Mata yang saling memandang itu terkesan engan untuk bersama, tapi apa yang bisa mereka perbuat acaranya sudah selesai Mehra harus kembali ke kotanya dan Dasatan juga kembali ke kota meninggalkan kampong Neneknya yang sangat nyaman itu.

*    *
            Hari-hari berlalu dengan cepat, Dastan dan Mehra masih terus menjaga komunikasi mereka. Hari-hari yang di lewati pun terasa menyenangkan bagi mereka berdua.
‘ Mehra kamu mau gak jadi sahabat aku’ tulis Dastan
‘ loh kitakan memang telah jadi sahabatkan?’ balas Mehra.
‘ siapa bilang kita kan Cuma teman’
‘ teman dan sahabat kan sama aja’
‘ gak itu beda, kalau orang nanyak dia siapa ?. terus aku jawab dia teman, dia nanyak lagi teman dekat atau teman biasa?’
jelas Dastan
‘ terus kalau sahabat?’
‘ dia siapa? Dia sahabatku. Oh, jadi apa kamu mau jadi sahabatku?’
‘ hahahaha ok lah’.
‘biasanya kalau ikatan persahabatan antara cewek dan cowok itu biasanya bermuara ke hubungan sepasang kekasih’
melihat balasan dari Dastan Mehra hanya bisa tersenyum sendiri.
‘ maksud kamu apa sih?’
‘ jangan pura-pura gak tau deh’
‘ Dastan coba kamu jelaskan maksud kamu!’
‘ kamu mau gak coba pacaran sama aku? Kalau kita cocok lanjut kalau gak kita batalin’
‘ eh. Beri aku waktu’
‘ selalu ginie, kenapa sih cewek susah untuk menjawab ya atau tidak’.
            Mendapat pernyataan begitu dari Dastan, Mehra hanya diam dia harus berfikir keras untuk menjawab apa yang di nyatakan Dastan. Mehra gak bisa mengelak dari Dastan,  dia juga gak bisa pungkiri kalau dia memang menyukai Dastan walaupu nyebelinnya di atas rata-rata. Sedangkan di lain tempat Dastan terlihat gugup dan terus memperhatikan Hpnya, namun sejak tadi dia belum dapat balas dari sang pujaan hati Mehra.
1 jam kemudian
            Di tempat yang berbeda Dastan dan Mehra terlihat uring-uringan
“ apa gue harus tanyak lagi ya keputusan dia gimana?” ucap Dastan melihat pantulan dirinya di cermin.
“ apa yang harus gue jawab ya?”
“ yah gue harus jawab” ungkap Mehra lagi, dan meraih Hpnya.
            “ Ada sms cepat di baca sebelum keburu hanggus” suara Hp Dastan,dengan gesit Dastan meraih Hpnya.
‘ aku mau mencobanya dengan mu Dastan’ melihat balasan dari Mehra dia tertawa sendiri
“ uhahaaha dia nerima gue” teriak Dastan
            Setelah acara tembak menembak itu selesai hubungan LDR keduanya pun berjalan lancar, dan kedua belah pihak keluarga juga mendukung hubungan mereka. Sebelum hati Mehra di besit dengan keraguaan pada sang kekasih yang menurutnya kekasihnya itu memiliki wajah yang tampan, penampilan yang keren dan mudah untuk menduakannya.
“ hallo cintaku ada apa kau menelponku?” tanyak Dastan sumringan.
“ kau sedang apa?”
“ hanya duduk dengan teman-teman”
“ apa kau selingkuh?”
“ hahahaha mana mungkin aku selingkuh sayang” jawab Dastan dan dengan tertawa lepas
“ ayolah jujur saja kau selingkuh kan?”
“ tidak sayang”
“ Dastan kau pasti selingkuh di sana, kau kan tampan mudah untuk selingkuh”
“ tidak sayang”
bilang saja kalau kau selingkuh” Mehra ngelotot dengan pernyataanya.
“ baiklah aku selingkuh, aku punya 3 wanita di sini kau puas” jawan Dastan
“ tue kana aku benar” dengan suara yang mulai parau.
“ oh ya ampun Mehra, kau tenang saja aku bisa mempunyai banyak gadis tapi yang akan menjadi istriku hanya kau seorang”
“ aku gak percaya” jawab Mehra dan menutup telponnya.
“ dasar wanita”
            Setelah menghakimi kekasihnya secara sepihak Mehra terilhat kesala, bahkan air mata yang tak di perintah itu pun meluncur manis membasahi pipinya. Mehra merasa kecewa dengan jawaban dari kekasih tercintanya itu, dengan perasaan kecewanya Mehra mencurahkan isi hatinya di akun FB miliknya.
“ kadang aku meresa dia memang milikku, dan terkadang dia menjadi milik orang lain. Aku gak tau apa bisa menjalani hubungan seperti ini, kenapa ada perasaan curiga padanya kenapa kepercayaanku rusak padanya, kenapa rasanya sakit saat dia menjawab seperti itu apa dia tidak mencintaiku lagi.. #kecewa”  curhat Mehra.
            Dastan yang kebetulan saat itu membuka akun FBnya terkejut melihat curhatan sang kekasih menurut Dastan dia tidak melakukan kesalahan.
“ jangan pernah mengatakan itu lagi aku Dastan Sharma selalu mencintaimu nyonya Mehra Dastan Sharma” komentar Dastan. Melihat komentar dari sang kekasih Mehra hanya mengukirkan senyum indahnya tanpa membalas komentar itu.
            Bulan dig anti dengan matahari dan metahari di gantikan dengan bulan begitulah hari demi hari terlewati dengan cepat. Malam ini di sebuah kamar yang bernuansa langit biru itu terlihat Mehra yang uring-uringan.
“ aku harus mengatakannya” kata Mehra lalu meraih Hpnya.
‘ Dastan kita bersama sudah 1 tahun 2 bulan 4 hari, tapi sekarang aku ingin hubungan kita ini kita akhiri aku ingin putus dari kamu’ tulis Mehra.
“ sekarang tinggal kirim, ok sand” menunggu lama balas pun di dapan Mehra.
‘ kapan kita pacara kenapa kamu mau putus’ balas Dastan.
‘ aku serius’
‘ aku juga. Kapan kita pacaran?’
‘ Dastan’
‘ kita hanya mencoba, jadi gak ada kata putus’
‘ ok. Acara pacaran kita aku mau itu batalin’
‘ kau udah minum obat sayang’
‘ aku gak sakit, tolong jawab apa yang aku katakan’
‘ jawabannya ada padamu, kan kau yang mengatakannya’
‘ jadi kita putuskan?’
Dastan tidak menjawab.
            Bulan sudah di gantikan dengan matahari, kokok ayam sudah mengema, suara cicit burung pun melengkapi. Namun Dastan belum membalas sms Mehra semalam hubungan mereka tidak ada status sekarang. Kejadiaan yang di alaminya selamam Mehra ceritaka pada teman-teman sekolahny.
“ jadi loe putusin dia? Sorry maksud gue batalin jadi kekasih”
“ iya. Tapi sampek saat ini dia gak jawab”
“ mungkin dia gak setuju”
“ entahlah, hari ini gue benar-benar kacau”
“ loe bodoh Mehra, loe sia-siakan orang seperti Dastan”
“ gue setuju sama Biangka”
“ ya ampun kalian teman gue atau bukan sih? Nira temeni gue ke toilet yok”
“ ayok”
            Mehra dan Nira melenggak ke toilet, dan di kelas teman dekatnya masih membahas tentang hubungan Mehra dan Dastan. Tiba-tiba Hp yang bertengker di meja Mehra berbuyi.
‘ my lovly apa kamu serius dengan penyataan kamu semalam’
“ ya ampun Zaza ini Dastan kita jawab apa?”
“ bilang aja gak serius Bi”
“ loe yakin?”
“ pasti, gue gak mau mereka putus”
‘ maaf aku Cuma mau nguji kamu aja’
‘ jadi kita masih bersama?’
‘ tentu lah. Jadi maaf kan aku’
‘makasih cintaku, aku makin sayang sama kamu. Kamu jangan minta maaf lagi sayang’
“ Mehra datang”
            Biangka dan Zaza meletakkan Hp Mehra di tempatnya, mereka bersikap seakan tak ada apa-apa. Dan HP Mehra kembali bordering.
‘ sayang, aku rindu kamu’ tulis Dastan
“ apa-apaan ini, kalian” tatapan mengintimidasi
“ kami tidak melakukan apa-apa”
“ kalian tau apa yang kalian lakukan ini?”
“menyatukan kalian berdua” jawab Zaza sok polos.
“ gue ingin putus sama dia itu karena gue takut dengan sikap dia yang begini gimana kami bisa hidup bersama, dia sangat kekanak kanakan, dia juga manja gak bisa hidup mandiri mungkin dia harus menemuka wanita yang memiliki pemikiran yang lebih dewasa dari ku” jelas Mehra.
“ maaf kan kami. Tapi untuk saat ini loe gak mungkin melukakan hatinya lagi”.
“ ya kalian benar”
1 tahun kemudian
            Hubungan Dastan dan Mehra kembali di terpa masalah, Mehra kembali ingin putus dengan Dastan. Dan sekarang keduanya kini sudah resmi menjadi Mahasiswa, Mehra melanjutkan kuliah di kotanya dan Dastan masuk di UGM hubungan mereka masih LDR. Dan hari ini dengan alasan ada keperluan mendesak Dastan berkunjung ke kota Mehra.
“ hay” sapa Dastan canggung.
“ udah lama gak jumpa” kata Mehra
“ hn 2 tahun 3 bulan 10 hari”
“ kamu hafal?
“ tentu lah”
“ hmm aku tau kita baru ketemu lagi setelah lama jauh, tapi hari ini aku mau rusak moment itu”
“ maksud kamu?”
“ kamu akan pergi ke Jokjakan”
“ iya dan kita akan LDR lagi dengan jarak yang lebih jauh”
“ nah karena alas an itu aku mau hubungan pacaran kita di batalin”
“ hn, ok aku setuju. Aku gak maksa kamu lagi. Good bye” penyataan Mehra langsung di setujui Dastan, yang membuat hati Mehra remuk. Mehra hanya mampu bungkam saat melihat kenyataan kalau Dastan menerima begitu saja hubungan mereka berakhir.
“ makasi ya kamu membuat semuanya lebih mudah, jadi aku gak merasa bersalah padamu” kata Dastan.
“ iya. Selamat tinggal Dastan”
“ hn. Selamat tinggal sayang” mendengar panggil itu Mehra hanya tersenyum pahit.
            Sekarang Dastan benar-benar pergi dari ke hidupannya, Mehra merasa gak ada ruang oksigen di dalam paru-parunya lagi. Tetes bening itu pun kini membajiri pipinya, menyesal, kecewa dan tidak menyangka itulah yang dia rasakan. Orang yang dia cintai selama ini sudah tidak ada lagi dalam hidupnya, gak ada lagi yang menjailinya, memarahinya dan tidak ada lagi sosok Dastan dalam kehidupannya.
            Hari-hari terasa berlalu sangat lambat bagi Mehra, dia benar-benar merindukan Dastan. Dastan yang tiba-tiba hilang jejak begitu saja paska hubungan asmara mereka yang ia batalkan, Mehra sudah coba menghubungi Dastan tapi selalu saja operator yang menjawabnya, kemana kah sosok yang ia cintai itu apa dia marah pada Mehra.
            Hari ini untuk sekian kalinya Mehra terlihat lesu memperhatikan MKnya, hal ini membuat teman-temannya khawatir dan kepo dengan masalah yang di hadapi Mehra. Biangka yang kebetulan teman SMAnya dulu juga hanya diam, dia sungkan menanyakan cerita hubungan temannya itu dan Dastan. Kadang Mehra memang terlihat tertawa dan berisik tapi itu terlihat tidak natural, sebenarnya kadas hubungannya dengan Dastan benar-benar membuat sebagian dari dirinya hilang.
“ kalau loe jadi ginie kenapa loe akhiri?” Tanya Nira yang sudah kesal melihat tingkah temannya itu.
“ loe ngomong apa sih. Kita di kanti untuk makan kan jarang kita bertemu”
“ yah terserah loe deh, tapi ini sudah 7 bulan”
“ dan dia gak ada kabar” sambung Biangka.
“ apaan sih kita pesan dulu lah”
            Jam dinding menuju pukul 10.45 wib. Dan di balik selimut itu terlihat Mehra yang sudah terlelap dalam mimpinya. Tiba-tiba Hpnya bordering dengan malas dan suara ngantuk Mehra menjawabnya.
“ hallo, ini siapa?”
“ loe lagi apa sayang”
“ sayang kata loe? Apa gue mimpi?”
“ memang kamu lagi mimpiin apa?”
“ Dastan. Aku merindukannya” kata Mehra sendu
“ benarkah ?”
“ iya loe tau Dastan dimana?”
“ entahlah, tapi dia ada pesan terakhir untukmu”
“ apa pesan terakhir? Dimana Dastan sekarang?” Tanya Mehra mulai khawatir
iya pesan terakhir Dastan untukmu adalah selamat malam mimpi indah”
‘tututut…’
sambungan putus.
“ hallo hallo apa kata loe, Dastan bilang apa? Hallo” teriak Mehra yang tak mendengar ucapan tadi.
“ ada apa sayang”
“ enggak Mah”.
            Di kampusnya, Mehra masih mencoba mengingat apa yang di katankan orang semalam padanya. Tapi sial Mehra tidak mengingatnya, dia juga coba menghubungi nomor itu tapi gak aktif.
“ loe gak tau siapa orang itu?”
“ enggak. Apa yang dia bilang”
“ eh besok kan udah mulai libur, loe ke kampong Wawak loe aja siapa tau Dastan juga jengguk Neneknya”
“ gue memang akan kesana ada Kakak sepupu menikah”
“ alas an yang bagus”
            Mehra telah tiba di desa Sawit, tapi sosok Dastan tidak terlihat mungkin benar dia memang gak pulang. Dengan sedih Mehra duduk di bawah pohon Sawit, dia memejamkan matanya dia merasakan sosok Dastan ada di sampingnya sekarang.
“ sedang apa loe disini?”
“ ya ampun sangking rindunya gue bahkan dengar suaranya” kata Mehra polos.
“ hahahahah loe rindu gue, rindu banget”
“ iya Das loe kembali dong”
“ gue kembali tapi bukan untuk jadi pacar loe lagi”
“ hn, gak papa”
“ ya udah loe buka mat aloe sekarang”
            Mendengar penuturan itu terbesit dalam hati Mehra kalau Dastan memang ada, dia mengikuti apa yang di katakana suara yang ia yakini sebagai suara Dastan. Perlahan Mehra membuka matanya seperti hanya di suruh sosok itu.
“ Dastan” panggilnya.
“ tue kan Cuma halusinasi” ucapnya pasrah.
“ loe yakin” kata Dastan yang tiba-tiba muncul.
“ Dastan”
“ hay”
“ hey”
“ apa kabar loe?”
“ baik. Loe?”
“ baik juga, loe rindu gue?” mendengar pertanyaan Dastan Mehra hanya diam
“ aku gak akan mengajak kamu kembali, dan aku juga gak akan mau kembali untuk jadi pacarmu” sambung Dastan, Mehra hanya menunduk air matanya kembali menetes.
“ gue masih cinta sama loe” ucap Dastan lagi.
“ apa?” mencoba memastikan pendengarannya.
“ gue masih cinta sama loe, masih sama besarnya walaupun sudah berlalu 7 bulan 18 hari. Tapi gue gak bisa jadi pacar loe lagi”
‘ cara omongnya sangat dewasa sekarang’ ucap batin Mehra.
“ gue juga udah mencoba berubah untuk loe,gue sadar selama kita mencoba pacaran gue egois juga selalu bertindak seenaknya”
“ enggak Das, gue yang salah gue selalu gak percaya sama loe” ucap Mehra lirih.
“ ngomong-ngomong gue belum punya pacar, gimana sama loe”
“ gue gue juga gak pacaran”
            Suasana pun jadi sunyi mereka hanya saling memandang mencoba mencari kebenaran dari lawan bicaranya.
“oh gue gak bakalan pacar sama yang lain dan loe juga gak boleh pacaran sama yang lain kalau loe mau”
“ maksud loe?. Loe mau kita pa___”
“ enggak gue gak bilang kita pacaran, gue hanya mau kita menjaga kita cinta kita saja”
“ tanpa status”
“ Mehra menikah lah dengan ku, aku gak mau pacar lagi. Gue udah minta izin sama Mamah Papa”
“ Dastan”
“ Mehra”
“ Dastan”
“ Mehra”
“ Dastan”
“ aduh kok kayak drama India ginie?, jadi loe mau gak nikah sama gue tahun 2021”
“ 6 tahun lagi”
“ Hn.apa loe bisa? Tanpa ada keraguan lagi sama gue”
“ entahlah”
“ loe harus bisa karena 7 bulan 18 hari membuat loe tersiksa kan?”
“ Hn lumayan, ternyata gue memang mencintai loe”
“ loe ingat gak tanggal berapa hari ini?”
“ 2 juli”
“ jadi”
“ oh yaampun hari jadian kita dulu”
“ dulu terus sekarang?”
“ hari jadian kita juga” keduanya tersenyum bahagia.
6 tahun kemudian
“ gimana bajunya bagus gak?”
“ bagus terkesan elegen, iya kan Mbak”
“ iya. Pengantinya terlihat cantik”
“ sayang aku mau ngomong serius sama kamu”
“ apa sayang?”
“ kemari. Aku mau pergi tinggalin kamu disini aku gak bisa nemanin kamu pakek baju ini sekarang, aku baru sadar”
“ apa maksud kamu Das?” Tanya Mehra di sertai air mata.
“ kok kamu nanggis sih. Aku Cuma nanyak aku ninggalin kamu ya?”
“ apa kamu bodoh apa ada pengantin yang mau di tinggalin, kalau kamu gak siap kenapa kamu ajak nikah eum”
“ kok kamu nanggis sih aku Cuma nanyak kamu mau gak aku tinggalin kalau gak ayo kita ngejar sama-sama”
“ ngejar?”
“ iya sayang aku mau ninggalin kamu kalau kamu gak mau ikut ngejar, tapi percuma sekarang. Thue kan es krimnya lewat kamu sih” tunjuk Dastan memasang muka kecewa.
“ es krim”
“ iya terus kamu fikir apa”
“ aaah kamu kebiasaan udah umur 24 tahun masih gitu”
“ ieh kamu kenapa sih?” tanyak Dastan sok polos.
“ aku fikir kamu gak mau nikah sama aku”
“ siapa bilang” memeluk Mehra erat.
            Hari yang di tunggu-tunggu tiba, tanggal 02 juli 2021 Mehra dan Dastan akan melangsungkan pernikahan.
“ saya boleh liat Mehra”
“ oo jangan, San bawa Dastan ke depan penghulu”
“ ayo Bro”
“ bang gue mau ketemu Mehra”
“ gak bisa calon adik ku”
“ tapi gue mau bilang sesuatu”
“ tulis aja di surat, gue yang jadi burung merpati”
“ oh good ide
“ akhirnya sayang kita akan menikah, aku sayang banget sama kamu 2 tahun saat SMA kita LDR. 7 bulan putus, dan tanggal 02 juli 2015 kita sepakat untuk menikah di tahun 2021 dan menjalani hubungan tanpa status selama 6 tahun sebelum 2021 tiba, tapi saat itu aku anggap saja Ta’aruf ya? Selama 6 tahun kita juga sangat jauh aku memilih menyelesaikan S1 di Jokja selama 3 tahun dan kau disini, lalu S2 di Turki dan kau Australia, lalu kau magang di stasion TV di Jakarta sebagai seorang repoter lalu aku masih bekerja di Turki. Tapi hari ini seperti janji kita setelah 9 tahun kita menikah juga 02 juli 2021 karena kepercayaan kita yang kuat kita akan menikah, aku janji gak ada lagi LDR antara kita jika kau tidak mau ke Turki maka aku akan usaha secepatnya pindah ke Jakarta”
            Mehra tersenyum membaca surat dari Dastan, sekilas masa lalu mereka terlintas di benaknya. Dan di depan penghulu juga Papa Mehra Dastan siap menucap Kabul, Mehra di temanin saudara dan teman-temannya menunggu di dalam kamar.
“ Ananda Dastan Sharma saya nikahkan Ananda dengan putri saya Mehra Salma dengan Maskawin 25 gram emas, dan satu cincin kawin serta seperangkat alat salat di bayar tunai”
“ saya terima nikahnya Mehra Salma dengan maskawin 25 gram dan satu cincin kawin serta seperangkat alat shalat di bayar tunai” ucap Dastan sekali nafas.
“ bagaiman Saksi sah”
“ sah”
“ alhamdulilah”
            Saudara Mehra yang memantau dari luar berlari terbirit mendengar kata sah, dia langsung menuju ke kamar Mehra.
“ udah sah Mehra”
“ alhamdulilah”
“ sebentar lagi loe di jemput”
            Seseorang pun datang membawa Mehra ke samping Dastan, Dastan tersenyum sekaligus terpesona melihat sang istri.
“ kau milikku” bisik Dastan.
“ 9 tahun tepat. Dari 2013 – 2021”
            Seperti pernikahan pada umumnya setelah akad nikah, buka kado terus malam pertama di kamar pengantin. Dan di sinilah mereka sekarang Mehra dan Dastan di kamar pengantin.
“ kamu tau sayang apa yang di lakukan pengantin baru”
“ au ah”
“ kita gak akan melakukan itu, gimana kalau kita main catur”
“ aku gak bisa sayang”
“ loe gak bisa? Kita main hompimpa”
“ ok”
“ hompimpa alaiung jambreng pok ijah pakek baju jombreng” kata mereka bersama
“ aduh loe putih gue putih siapa yang kalah”
“ lagian mana ada main hompimpa berdua suami ku sayang”
“ iya loe benar istriku sayang, jadi loe tau gak apa yang di lakukan orang di luar”
“ apa?”
“ menguping” bisik Dastan.
“ kamu yakin”
“ ayo” Dastan menarik Mehra ke depan pintu kamar.
“ kamu siap”
“ siap”
“ 1…2..3”
“ bruuuuuk” semua yang mengintip di pintu terjungkal jatuh.
“ ahahahahahahahah” tawa Mehra dan Dastan pecah, dan yang mengintip memasang wajah malu.


                                                                                                                                    END