Minggu, 29 Oktober 2017

Pengaruh Senetron Bagi Remaja



            Penggaruh Sinetron Bagi Remaja

Disusun oleh
Merifa Moliya
150240010





 












UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
ILMU KOMUNIKASI
2016-2017

KATA PENGANTAR



Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis mempunyai kekuatan dan ketabahan untuk menyelesaikan profosal penelitian ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya.
            Penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah senantiasa pembantu sehingga profosal ini selesai. Harapan penulis semoga saja profosal ini dapat berguna pagi kita semua.








                                                                                                                        Penulis
                                                                                                Bukit Indah,    05 juni 2017








DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR……………………………………………………………..........    i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………....     ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    LatarBelakang……....……………………………………………………...............1
B.     Indentitas Masalah…...………………………………………………………………2
C.    Pemilihan Masalah.............................................................................................3
D.    Rumusan Masalah.............................................................................................3
E.     Pembatasan Masalah........................................................................................3
F.     Tujuan Penelitian..............................................................................................3
G.    Manfaat Penelitian............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
Kajian Teori
A.    Pengertian Sinetron.........................................................................................4
B.     Aspek-Aspek Sinetron.....................................................................................5
C.    Pengertian Kebiasaan Menonton Remaja........................................................6
D.    Pengaruh Sinetron Pada Remaja....................................................................6
E.     Pengaruh Sinetron Luar Negeri Bagi Remaja.................................................7
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan………………………………………………………………................9
B.     Saran................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... .......10


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Di era modern ini kita tidak dapat memungkiri bahwa dalam segala aspek perkembangan mempengaruhi manusia. Salah satu aspek positif dari modernitas zaman adalah berkembangnya teknologi dan  media informasi dewasa ini. Media itu dapat berupa media cetak, elektronik, audio  dan masih banyak lagi. Contoh kongkrit jenis medi a elektronik adalah seperti televisi  dan radio.  Dari sekian banyak media massa yang ada  saat ini, televisi merupakan salah  satu produk kemajuan teknologi komunikasi yang lebih sempurna dan dapat  menutupi kekurangan yang ada pada media  komunikasi lainnya yaitu, surat kabar,  majalah, radio dan film. Televisi secara  utuh mampu menampilkan gambar secara  nyata dan lengkap dengan suara aslinya, sehingga dapat dikatakan bahwa televisi  akan mempunyai pengaruh yang lebih besar dan lebih luas.
 Televisi merupakan salah satu media informasi dan sarana komunikasi umum  yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Tak dapat dipungkiri televisi  mempunyai banyak manfaat, khususnya acara-acara yang menayangkan berita aktual, film dokumenter, dan mengungkap alam dan ilmu pengetahuan. Hal ini karena  adanya kelebihan yang dimiliki oleh cara  kerjanya, yaitu memadukan antara gambar  dan suara, yang membuat penyampaian informasi lebih mudah difahami oleh semua lapisan. Disamping itu, acara-acara televisi sangat digemari oleh anak-anak karena  mengandung daya pikat dan kemampuan yang tinggi dalam menghipnotis anak untuk  menghabiskan waktu di depan televisi  disamping mudah
Kebanyakan orang menganggap bahwa televisi merupakan suatu kebutuhan primer yang mendesak, sehingga hampir semua rumah memiliki pesawat televisi.  Pesawat ini diduga dapat menguasai hati orang dewasa terlebih anak, dan kebanyakan orang senantiasa mengikuti acara-acara penayangannya, tanpa membatasi diri atau  membuat aturan, sehingga seringkali waktu anak menyaksikannya lebih lama dari waktu yang digunakan untuk belajar, bermain, sosialisasi dengan teman lainnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa stasiun televisi kita di tanah air, memiliki  kecenderungan untuk meniru satu dengan lainnya. Ketika melihat merebaknya berbagai  sinetron saat ini, secara tidak disadari kita  sedang  mengarah kepada pembentukan sistem  Nilai sesuai dengan apa yang ditampilkan di  dalam sinetron tersebut. Ketika ditampilkan  konflik si kaya dan si miskin, seorang kaya  dikesankan dengan kemewahan dan kekuasaan yang diukur dari banyaknya harta dan tingginya jabatan. Sedangkan si miskin ini hidup dengan seadanya dan kekurangan secara materi. Padahal kemiskinan itu tidak semata diukur dengan hal materi saja. Hal tersebut seperti menampilkan sistem nilai yang dibawa oleh kapitalisme bahwa siapa yang kaya dia adalah orang yang memiliki banyak harta. Dan  faktanya di Indonesia hanya sedikit sinetron yang mengajarkan kekayaan hati. Semaraknya sinetron di Indonesia saat  ini dikarenakan perkembangan jumlah stasiun televisi swasta yang bermunculan. Tayangan sinetron dapat dijumpai pada stasiun RCTI,SCTV,MNCTV dan Indosiar. Sedikit banyaknya masayarakat akan mudah terpangaruh pada penayangan yang ada di televisi terlebih anak-anak yang memang suka meniru apa yang di lihat. Saat ini di Indonesia sendiri tengah maraknya di tayangkan senetron India seperti di ANTV dan Indosiar juga drama Turki. Bahkan TV One yang biasa sibuk dengan penayangan berita kini sempat untuk menanyangkan drama Turki.
Fenomena yang sedang dialami oleh Indonesia saat ini kita kenal dengan fenomena “latah” inilah yang seringkali kita lihat pada dunia pertelevisian  kita dewasa ini. Dan saat ini di bulan ramadhan makan pertelevisian Indonesia akan berlomba-lomba membuat senetron religi ataupun tanyangan-tayangan hiburan jelang berbuka dan sahur.

B.     Indetitas Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasikan  masalahnya sebagai berikut:
1.      Kurangnya pembatasan diri dalam menonton televisi
2.      Perteleviaan Indonesia mengikuti fenomena latah
3.      Senetron dapat mempengaruhi pola pikir maupun tingkah lakumasyarakat baik bagi orang dewasa maupun anak-anak.





C.    Pemilihan Masalah
Dari hasil indetifikasi masalah diatas maka penulis akan fokus pada satu pembahasan, yaitu yang nomor tiga tentang ‘senetron dapat mempengaruhi pola pikir maupun tingkah laku masyarakat baik bagi orang dewasa maupun anak-anak.
D.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sikap para remaja setelah menyaksikan sinetron
2.      Bagaimana pandangan mereka tentang sinetron luar

E.     Pembatasan Masalah
Penulis hanya akan membahas tentang pengaruh sinetron bagi remaja

F.     Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sinetron bagi para remaja.

G.    Manfaat Penelitian
Para orang tua akan tau cara membantasi anaknya agar tidak kecanduan dengan menonton.

















BAB II
LANDASAN TEORI

Kajian Teori
A.    Pengertian Sinetron
Sinetron merupakan penggabungan dan pemendekan dari kata sinema dan elektronika. Elektronika disini tidak hanya mengacu pada pita kaset yang proses perekamannuya berdasarkan pada kaidah-kaidah elektronik.\
Menurut Arswendo (Ardlz: 2008) mengemukakan sinetron adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Sinetron merupakan kepanjangan dari sinema elektronik yang berarti sebuah karya cipta seni budaya, dan media komunikasi pandang dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita video melalui proses elektronik lalu ditayangkan melalui stasiun televisi (http://chendah.blogspot.com). Rahman (2007) mengemukakan mengenai pengertian sinetron, diantaranya:
a)                  Sinetron adalah akronim dari “Siaran Elektronik”.
b)                  Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut “soap opera”
c)                  Dalam bahasa spanyol disebut “telenovela”.
Dalam perspektif kesenian, tayangan sinetron merupakan hasil rekaan sang sutradara yang isinya tidak mesti meliput realitas empiris dari pergaulan remaja kita sehari-hari. Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu  kesimpulan. Akhir cerita sinetron cenderung selalu  terbuka dan sering kalitanpa penyelesaian (open-ended). Cerita cenderung dibuat berpanjang-panjang selama masih ada audien yang menyukainya (Morissan, 2008: 213).
Penayangan sinetron biasanya terbagi dalam beberapa episode. Sinetron  yang memiliki episode terbatas disebut dengan mini  seri. Episode dalam suatu  miniseri merupakan bagian dari cerita keseluruhan.  Dengan demikian, episode sama seperti bab dari buku.



B.     Aspek-Aspek Sinetron
Ada beberapa aspek dalam sinetron yang mempunyai potensi untuk mengkikis keislaman umat muslim yang dikemukakan oleh Dudung (2005), yaitu:
a.       Aspek moralitas misalnya, yang menyangkut nilai-nilai baik, buruk, benar, salah. Aspek moralitas memang tidak terlihat seperti aspek kekerasan, tapi menjadi aspek yang penting. Ada beberapa perilaku tertentu di masyarakat dianggap salah, di sinetron ditampilkan begitu sajatanpa ada penekanan perilaku salah (Gantuarto, 2002).
b.      Aspek seksualitas misalnya, terlihat dari cara berbusana pemain yang menonjolkan daya tarik seksualnya hingga ekspresi cinta di antara mereka yang cenderung vulgar. Dari sekedar bergandengan tangan, berciuman, hingga berpelukan mesra layaknya suami-istri.
c.       Aspek kekerasan, dijadikan sebagai bumbu penyedap yang menajamkan konflik. Pemainnya diarahkan untuk menyelesaikan masalah dengan melibatkan pukulan dan jebakan-jebakan yang bisa merenggut nyawa. 50 Pada tahun 1994 koran-koran di Singapura menyajikan hasil polling pendapat yang dilakukan pihak kepolisian kepada 50 pemuda yang terlihat tindak kekerasan. Hasil polling menyimpulkan sebagian besar pemuda yang melakukan tindak kekerasan suka menonton film-film kekerasan di televisi (Arif Sadiman: 1994).
d.      Aspek perilaku, terlihat dari perilaku siswa yang menunjukan sikap permissif dan bebas dari aturan sekolah. Siswanya berani memamerkan tatto, rambutnya dicat dengan warna mencolok seperti truffle light, memakai anting, slayer, topi koboi, pakaian terlaluketat (minim adan press body), rambut panjang, memakai gelang, atau berperilakulayaknya preman. Kancing baju bagian atas dibuka, dan kemejalengan pendeknya digulung. Pergaulan bebas, merampok, memperkosa, bertengkar dan lain sebagainya.
e.       Aspek bahasa, bayak ragam bahasa yang ada dalam setiap tayangan sinetron Indonesia. Hampir disetiap tayangan sinetron masih saja mendengar kalimat-kalimat kasar dengan nada celaan,cacian, makian, kemudian mereka lontarkan sebagai bentuk kebencian,iri hati, dan kedengkian kepada lawan mainnya. Misalkan, Guwe, elo, goblok, sialan, berengsek, dan lain-lain.



C.   Pengertian Kebiasaan Menonton Sinetron
Nana Syaodih dan Moh. Surya dalam Tono Sumartono (1992: 26) mengemukakan
pengertian kebiasaan sebagai cara individu bertindak yang sifatnya relatif menetap, seragam dan otomatis untuk masa tertentu. Kebiasaan merupakan hasil belajar, bukan bersifat pembawaan. Menurut Arswendo (Ardlz: 2008) mengemukakan sinetron adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi.
Dari beberapa paparan kebiasaan dalam penelitian kebiasaan suatu  perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis. Kebiasaan merupakan hasil pelaziman yang berlangsung pada waktu yang lama atau sebagai reaksi khas yang diulangi seseorang berkali-kali. Sinetron adalah drama serial yang disiarkan ditelevisi dalam beberapa episode dan jenis alur tertentu yang penayangannya rutin. Berdasarkan uraian, yang dimaksud dengan kebiasaan menonton tayangan sinetron dalam penelitian ialah suatu bentuk perilaku siswa yang  dikerjakan secara terus menerus dan relatif menetap dalam menonton sinetron yang disiarkan oleh stasiun televisi di Indonesia.

D.    Pengaruh Sinetron Pada Remaja
Remaja merupakan potensi bangsa yang cukup besar, untuk itulah rasanya sayang sekali jika para remaja kita terkena imbas dari kepentingan-kepentingan para industri dan film di Indonesia. Memang tidak menutup kemungkinan adanya pengaruh dari sinetron televise dan film pada perkembangan moral remaja. Kadang kala para remaja tidak bisa mengotrol diri mereka dalam menonton sinetron, remaja seakan lupa waktu dan hayun dalam sinetron. Apa lagi mengingat di Indonesia banyak sekali stasiun televisi yang menayangkan sinteron. Maka tidak heran jika saat satu sinetron bersambung disalah stasiun Tv, remaja tetap akan duduk manis dilayar televisi dan menganti pada chenal lain untuk menonton sinetron lain lagi.
            Dewasa ini tidak dapat kita pungkiri jika para remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di depat Tv dari pada belajar, bahkan bersosialisasi di sekitarnyapun jarang sangking gak bisa jauh dari TV. Saat ini bahkan sudah maraknya tayangan sinetron luar seperti, sinetron India, Turki, Filipina dan juga dara Korea yang telah lebih dulu mencuri perhatian para remaja. Mungkin saat ini para remaja belum merasakan dampak dari kelalain mereka, tapi setidaknya ketegasan dari orang tua harus lebih ditegakkan lagi. Orang tua harus bisa mengatur jadwal anaknya yag dalam menyaksikan televisi dengan demikian diharapkan para remaja akan lebih terkontrol.

E.     Pengaruh Sinetron Luar Bagi Remaja
Saat ini di Indonesia memang lagi maraknya sinetron India dan Turki, namun jika kita lihat kedua sintron ini tidak terlalu berpengaruh bagi remaja. Para remaja lebih senang denga drama Korea, kita bisa lihat dari pengamatan sehari-hari para remaja lebih senang megatakan kata-kata Annyeong Haseyo (halo) Gamsamhamnida (terima kasih), Mianhea (maaf).
Selain itu para remaja juga dengan senantiasa mencari tau tentang para selebritis Korea di Internet. Namun, kita juga tak dapat pungkiri  saat ketika sinetron India, Turki, bahkan Filipin merambak di pertelevisian Indonesia banyak juga remaja yang penget tau tentang selebritinya. Bahkan dengan mencari tau tentang selebriti idola mereka para remaja ini juga akan banyak tau tentang budaya luar itu.
Layaknya mereka mencari tau tentang makanan favorit sang idola, bahkan tak jarang para remaja juga kepengen tau tentang budaya yang ditempilkan didalam sinetron. Contohnya hari holli dalam sinteron india, hampir setiap sinetron India menyajikan festifal ini sehingga para remaja penasara dan mulai mencari tau tentang hal tersebut. Lalu kenapa remaja menyukai sinetron luar negeri? Jawabannya sederhana kebanyakan sinetron luar alurnya lebih menarik dan tak berbelit-belit, jika berbelit kita sering melihat para remaja tidak akan mengikuti laur cerita itu tersebut. Makanya jika kita perhatikan remaja lebih suka drama Korea yang lebih simple dan para pemainnya juga banyak yang masih muda.
Namun, jika kita lihat lebih dalam sikap merek tersebut lebih mengarah kalau para remaja kecanduan pada sinetron luar dari pada sinteron Indonesia. Mereka cenderung tidak suka menonton sinetron Indonesia, menyukai sinetron luar memang tidak salah tapi mereka juga jangan lupa pada karya negara sendiri. Apalagi remaja cenderung meniru gaya bahasa dan mngikuti budaya luar dan hampir lupa dengan budayanya sendiri.



                                                   







BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik, pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan untuk mendeskripsikan penelitian tentang pengaruh sinetron pada remaja adalah analisis isi. Analisis isi merupakan sebuah alat untuk melakukan kategorisasi dari manifest teks yang ada. Sehingga, salah satu kunci dari metode ini adalah sebuah panduan untuk melakukan kategorisasi, atau yang biasanya disebut lembar coding.

Kategorisasi
Kategorisasi dari penelitian ini diturunkan berdasarkan apa yang telah dikerjakan oleh Cooper, Potter, dan Dupagne di tahun 1994 serta Baxter dan Babbie tahun 2007. Trumbo juga telah menggunakan kategorisasi yang serupa pada penelitiannya di tahun 2004. Dengan demikian, kategorisasi yang digunakan adalah fokus penelitian, pendekatan,penggunaan teori, sumber data,  dan prosedur analisis.


















BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dewasa ini sinetron sangat berpengaruh dalam perkembangan pola pikir remaja, cenderung remaja akan meniru apa yang mereka tonton. Banyak dari remaja yang ikut tren seperti yangmereka tonto. Tak jarang karena terpanguruh dari sinetron para remaja akan berusah bersikap seperti yang mereka saksikan.
Dan saat ini di Indonesia tengah maraknya menanyangkan sinteron luar Negeri yang dimana tanpa kita sadari sangat berpengaruh pada remaja. Jika remaja tertarik pada sinteron luar tersebut, maka tak jarang mereka akan mencari tau lebih banyak tentang sinetron yang mereka tonton. Para remaja juga yang mencari tau tentang para pemain di dalam sinteron tersebut, dari makan tanggal lahir hingga kebiasaan sehari-harinya. Dan juga kadang kala mereka akan mencari tentang budaya yang di tampilkan di dalam sinetron tersebut.
Di zaman sekarang, jika kita melihat para remaja akan lebih senang mengahabiskan waktunya di depan televisi dari pada di depan buku. Karena kebiasaan inilah yang pada akhirnya membuat para remaja penurus bangsa jadi malas.

B.     Saran
Setelah melakukan penelitian ini penulis yang dapat menyarankan agar para orang tua lebih memperhatikan anak-anaknya. Para orang tua juga harus membatasi waktu anak-anaknya untuk menonton. Bagi para orang tua jangan terlalu membabeskan anak-anaknya dalam menyaksikan tayangan televisi, para orang tua harus mengotrol mereka.












DAFTAR PUSTAKA


Carmia Diahloka. 2012 “Pengaruh Sinetron Televisi dan film Terhadap Perkembangan Moral Remaja”, Malang: Jurnal Reformasi. Universitas Tribhuwana Tunggadewi.

Hamidi. 2010. “Metode Penelitian Kualitatif Pendekatan Praktis Penulisan
Proposal Dan Laporan Penelitian”. Malang: UMM Press.

Edy Susena. 2015 “Pengrauh Sinetron Televisi Terhadap Pola Hidup Masyarakat Pendesaan Di Kabupaten Boyoli”, Surakata: Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa. Universitas Politeknik Indonusa Surakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar