Sabtu, 15 Oktober 2016

Kekasihku Jodohku

Matahari tersenyum indah menyapa awak manusia yang sudah siap untuk beraktifitas, sinarnya yang cerah pun menerobos masuk setiap celah dan membanggunkan semua yang masih tidur.  Bunga-bunga yang tadinya masih layu kini bermekaran indah, suara
kicauan burung yang merdu membuat pagi ini sempurna.
            Dan di sebuah rumah yang sederhana, kediaman keluarga pak Wisnu memperlihatkan sepasang suami istri yang sedang menyeduh teh dan kopi hangat mereka. Pemandangan ini membuat suasana pagi indah dan sempurna.
            “waaa gue telat” suara teriakan yang menggema itu membuat burung-burung terbang entah kemana dan merusak suasana opagi yang sempurna.
            Sepasang suami istri itu pun bergegas lari kedalam rumah dan menuju ke lantai dua dengan wajah yang sangat khawatir.
            “tok…tok… buka pintunya nak! Kamu kenapa?” tanyak sepasang suami istri itu dengan khawatir.
            “ Ma…Pa kenapa kalian gak ngebangunin Rahel? Rahel udah telat” omelnya manja sambil membuka pintu lesu.
            “eh. Memang kamu mau kemana?”
            “sekolah” jawabnya ringan
            “ ya ampun Rehel kamu kan udah siap UN Cuma nunggu pengguman ajakan? Kenapa harus kesekolah kamu, lagian hari ini hari minggu Hel” jelas Mamah menahan tawa, sedangkan Papa terkekeh yang posisinya berdiri di samping Mamahnya.
            “ah. Benarkah?” tanyaknya dengan wajah beloon.
            “ tentu saja hari ini kan hari minggu”
            “iya ya kenapa aku sampek lupa” ucap Rahel mengaruk kepala bagian belakangnya gak gatal sambil cenggegesan.
            “ ya sudah sebaiknya kamu mandi sekarang lalu gabung sama Papa dan Mamah di taman belakang” tutur Papa dengan sikap bijaknya.
            “baik Pa Mah” jawabnya, dan menghilang di balik pintu kamar.
            Dan Mamah, Papa Rahel langsung kembali ke taman belakang  melanjutkan acara minum teh dan kopi yang tadi sempat tertunda.
            “Mah Pa, kalian suruh Rahel kesini ada apa?” tanyak Rahel tanpa basa basi setelah menghabikan waktunya tadi untuk siap-siap.
            “duduk dulu!” printah Papah kembali dengan sikapa bijaknya.
            “jadi ada apa?” tanyak Rahel lagi setelah siap dalam posisi yang diinginkan Papa nya.
            “tunggu Abang mu dulu” ucap Mamah
            “kenapa harus nunggu dia?” tanyak Rahel dengan kesel dan memanyunkan bibirnya.
            “gak usah pasang wajah itu. Itu Abang kamu udah datang” komentar Papa tanpa menoleh kearah Rahel karena masih focus dengan korannya.
            “lama banget sih. Gara-gara Abang Papa dari tadi gak jelasin kenapa dia panggil aku kesini” omel Rahel. Abang nya hanya diam tanpa berniat membela diri.
            “Pa Ergan telah membawa barangnya” kata Abang Rahel dan mengacuhkan perkataan Rahel.
            “baiklah kamu ikut duduk sekarang!” printah Papa, dan Ergan langsung menurutinya.
            “Rahel kamu kenal Om Ikhsan Karafa?” sambung Papa dan kini menatap Rahel dengan wajah serius.
            “hmm entahlah Rahel rasa enggak” tutur Rahel dengan wajah sedang berfikir.
            “mungkin kamu sudah lupa. Om Ikhsan dan istrinya dulu pernah kemari waktu kamu dan Abangmu masih kecil” jelas sambil mengenang dan tersenyum kecil.
            “Rahel gak ingat” jujur Rahel
            “ tidak masalah, tapi dulu Papa sama Mamah punya janji sama mereka”
            “ janji apa Pa?”
            “baiklah gak apa-apa nak,dulu itu Mamah sama Papah sudah menikah selama 5 tahun tapi belum juga ada keturunan, dan Om Iksan sama tante Chelse juga belum di karuniai momongan jadi kami terus berobat , hingga suatu hari Mamah mu dan tante Chelse hamil” jelas Papa panjang kali lebar, membuat Rahel terlihat kembali ingin melanjutkan tidurnya.
            “terus Pa?” tanyak Rahel dengan sangat gak semangatnya.
            ‘semoga gak di cerita lagi’ ucap batin Rahel
            “ kami berniat menjodohkan mereka”
            ‘apa-apaan ini Papa melanjutkannya’ potong batin Rehel kesal.
            “tapi itu tidak mungkin karena keduanya laki-laki, akhirnya setelah 2 tahun Mamah mengandung mu dan Tente Chelse hamil anak keduanya” cerita Papa menarik nafasnya kembali mengenang masa lalunya.
            ‘aku mencium hal yang tidak menyenangkan disini' tutur batin Rehel lagi.
            “tapi karena Ibu Tente Chelse meninggal mereka pergi ke Inggris dan menetap disana, dan saat umur mu sekitar 3 tahun mereka berkunjung ke rumah kita dan niat kami yang tertunda akhirnya___” kata-kata Papa mengambang.
            ‘Pa jangan katakana itu’
            “terwujud untuk menjodohkan anak kami yaitu kau dan anak keduanya” sambung Papa dengan wajah gembira aku hanya melotot kaget tanpa mampu berkata apa-apa.
            “dan ini cincin pertunangan kalian karena mereka belum bisa kembali ke sini jadi hanya menitipkan cincin ini Mamah harap kamu jangan menolaknya karena ini janji kami” ucap Mamah dengan wajah memohon andalannya, yang membuat siapapun yang melihatnya gak mampu menolak keinginannya.
            Rahel hanya diam memandang kotak cincin yang di sodorkan padanya, cincin itu terlihat unik mungkin bisa dikatakan cincin antik. Dia masih ragu antara menerima cincin itu atau menolaknya, tapi kalau menolak dia gak sanggup melihat keluarganya sedih.  
            “ambillah nak” kata Mamah dan memasangkan cincin itu, Rehel hanya diam tanpa menolak apa paun yang di lakukan padanya.
            “Rahel masuk dulu. Ini agak sulit” ucap Rahel dan berlari menuju kamarnya.
            “apa gak apa-apa Pa?” tanyak Ergan khawatir pada adiknya.
            “kamu tenang saja nak” ucap Mamah dan menepuk pundak Ergan.
*Dan di tempat yang berbeda
“ini keputusan kami bersama, tidak ada penolakan” kata laki-laki paruh baya itu yakin dan tegas.
Pemuda yang berkulit agak putih itu memandang sinis, lalu melenggak pergi membawa cincin yang terlihat sama dengan milik Rahel. Sepertinya hal serupa baru juga di alami oleh pemuda ini.
Sepinggalan pemuda itu, di ruang keluarga yang luas dan dihiasi oleh banyak barang-barang mewah itu kembali ada pembicaraan yang serius.
“setelah ini apa yang akan kita lakukan suami ku?” tanyak sang istri yang sedari tadi hanya duduk memandang perang dingin yang terjadi antara suami dan anaknya.
“kita akan mengirim dia kembali ke Indonesia secepatnya”
“apa itu gak apa-apa Pa?”
“tidak. Papa yakin ini akan lebih mudah jadi kalian berdua tenanglah” yakinkan sang kepala keluarga.
                                                                      ><        ><
1 minggu setelah kejadian itu Rahel masih saja melamun memekirkan hal itu, dia gak bisa membayangkan gimana jadinya kalau Mamah sama Papa akan menikahkannya di waktu dekat. Rehel benar-benar belum siap, dan dia gak mengenal siapa pemuda yang akan menikahinya itu, gimana bisa dia membagi kamarnya tempat tidurnya dan semua yang ia miliki dengan orang lain, orang yang belum ia kenal sama sekali. Uff Rahel narik nafas berat memikirkan hal itu dan dia melihat pantulan dirinya di cermin sekarang yang rapi dengan seragam sekolah yang akan jadi kenanggan kalaau di resmi lulus dari SMA.
“sudahlah jalanin aja dulu, Ya Allah semoga hari ini hambamu lulus dengan nilai yang sempurna. Dan semoga saja ke lulusan aku ini bisa membuat aku lupa akan masalah ini sebentar” ucap Rehel menyemangatkan dirinya sendiri.
Setelah merasa penampilannya sempurna Rahel langsung keluar dari kamar. Di ruang tamu ia melihat Abangnya sedang menikmati acara comedian di TV, Ergan tak menyadari Rahel memperhatikannya karena terlalu seru, Rahel kembali menarik nafas lalu meninggalkan ruang tamu.
“mau di antar Non?” tanyak sopir keluarga Pak Wisnu yang sedang menikmati kopinya.
“gak usah Pak. Rahel pergi semdiri aja. Oh Mamah mana Pak”
“tadi nyonya sama tuan ada pertemuan sama orang penting kataya”
“oh ya udah kalau gitue Rahel pergi dulu ya. Assalamu alaikum”
“waalaikum salam Non” ucap Pak Daus, begitulag sapaannya.
“anak majikan terasa anak sendiri” ucap Pak Daus tersenyum sambil melihat kepergian Rahel.
SKIP TIME
Rahel terlihat buru-buru, tadi santai banget tapi pas tiba di depan gerbang sekolah harus mabil jurus kaki seribu.
“penggumanya udah di tempel ya ?” tanyak Rahel pada seorang siswi. Siswi itu hanya menganggukan kepalanya.
“misi…misi…misi… gue juga mau liat beri celahlah dikit” kata Rahel mencoba menerobos kerumunan siswa/i.
“Rahel” suara itu sangat Rahel kenal, namun hari ini suara itu agak parau.
“Mayang, ya ampun loe kenapa? Loe..eloe lulus kan?” tanyak Rahel khawatir melihat keadaan temannya.
“gue..gue gak___” kata-kata Mayang mengambang dan langsung memeluk Rehel.
“gak mungkin loe gak mungkin gak lulus kan?” membalas pelukan Mayang.
“ah? Apaan sih loe gue gak mungkin gak lulus” ucap Mayang sambil nyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya.
“aaa Mayang loe apa-apaan sih gue hampir nanggis tau”
“air mata bahagia. Loe tau gak berita paling bahagia?”
“apa May”
“ loe lulus dengan nilai yang baik. Loe berada di peringkat ke empat” jelas Mayang dengan histris.
“benarkah?” teriak Rahel dan mendorong Mayang sekenaknya. Mayang hanya mendengus kesal.
Melihat namanya tercantum di papan pengguman dengan peringkat yang luar biasa baginya. Rahel terus mengucap syukur pada sang pencipta sambil meloncat-loncat girang.
“akhirnya gue benar-benar akan kuliah tahun ini May” teriak Rahel berlari memeluk sahabat tersayangnya, yang sudah mau bersahabat dengannya sejak SMP.
SKIP TIME
            3 minggu kemudian, Rahel telah resmi menjadi Mahasiswi dengan gembiranya sambil bersenandung ria Rahel mengendarai motor matiknya menuju ke kampus tercinta.
            “gubrak”
            “aaaak” itu seperti suara Rahel. Yupz sekarang Rahel sedang dengan romantisnya nyium aspal.
            “aisy, mobil aku gak apa-apakan?” tanyak orang itu pada dirinya sendiri, dengan kesal ia turun dari mobil dan menghampiri Rahel
            “hiks..hiks kaki ku” suara tanggis Rahel.
            “eh kamu gak apa-apakan? Waduh mobil aku lecet” teriaknya saat melihat kondisi mobilnya.
            “mobil yang di peduliin, dasar laki-laki gak punya hati” omel Rahel dengan memelankan suaranya.
            “aku mendengarnya” sahut laki-laki itu menoleh kearah Rahel sambil menompang pinggangnya. Rahel hanya menundukkan kepalanya.
            “mau ke kampuskan? Yaudah ayok bereng” ajaknya terlihat agak terpaksa 
            “ loe kuliah disini juga?” tanyak Rahel tanpa bergeser sedikitpun dari tempatnuya.
            “hn. Jadi cepatlah atau aku gak akan menolobg mu lagi. Lagian ini juga salah kamu sendiri”
            “gimana dengan sepeda motor ku?” Rahel memperhatikan sepeda motornya.
            “orang ku yang akan mengurusnya, tenang saja aku akan bertaggug jawab walaupun ini salah mu” sindir pemuda itu.
            Dengan kaki yang pincang-pincang Rahel menuju mobil sport berwarna biru tua ituyang di huni oleh laki-laki yang di tabraknya tadi.
            Kampus mereka tidak jauh lagi dari kecelakaan itu, dengan sekaligas juga akan tiba disana. Hanya saja kebungkaman keduanya membuat jarak terasa sangat jauh.
            “dimana tempat parkirnya” gumam pemuda itu sembari celigak-celinguk mencari lokasi perkir.
            “loe pasti gak datang saat ospek. Tuh sebelah sana tempatnya” kata Rahel ketus, pemuda itu langsung menyetir mobinya menuju tempat yang dimaksud oleh Rahel.
            “turun!, aku harus cari fakultas ku”
            “fakultas apa?”
            “Fisip ilmu komunikasi” jawabnya sambil siap melangkah meninggalkan Rahel.
            “gue tau tempatnya, gue juga jurusan itu” tutur Rahel. Dengan cepat langkah kaki itu terhenti, dia berbalik dan mantap Rahel tajam.
            “gue tidak bohong” sambung Rahel
            “baiklah”
            Kedua anak insan manusia itu pun kembali melangkah, sesekali wajah tampan milik pemuda yang terlibat kecelakaan dengannya itu mendengus kesal. Langka kakinya yang  terlalu cepat selalu meninggalkan Rahel yang picang.
            “apa kau tidak bisa mempercepat langkah mu” protesnya memandang Rahel yang berusaha jalan dengan baik.
            “apa loe buta? Kaki gue sakit mana mungkin aku bisa jalan seperti mu”
            “ah. Kau benar aku melupakan itu” katanya dan mendekat pada Rahel
            “hey apa yang loe lakukan?”
            Yupz tanpa permisi dia mengendong Rahel bak Pangeran yang mengendong Tuan Putrinya. Rahel telah meminta untuk di turunkan tapi perkataan Rahel tak di indahkan olehnya, dia hanya terus menanyakan kemana dia harus melangkah kaki agar tak tersesat. Seluruh mata di kampus itu memandang kedua anak insan manusia ini dengan penuh tanda tanyak apakah mereka sepasang kekasih ? wah romantisnya. Aku iri pada gadis itu. Hmm mungkin itu olah yang terlukis di mata mereka.
            “jadi tempatnya disini?” tanyak masih mengendong Rahel.
            “iya. Nah itu teman-teman ku. Turun kan aku sekarang!” perintah Rahel saat melihat kedua temannya.
            “cepat kata ku!” perintahnya lagi agak keras.
            “baiklah”
            “ Mayang, Adis sebelah sini”
            “eh Rahel” sepasang pasangan yang di panggi Rahel pun berlari kearahnya.
            ‘jadi namanya Rahel’ tutur batin pemuda itu dan terus memandang Rahel.
            “eh ini siapa Rahel?”
            “ loe tanyak aja sendiri. Dia tadi nabrak gue”
            “what?. Apa gak salah” protesnya cepat.
            “santai aja kali. Gue tadi nabrak dia” benarkan Rahel dengan tak ikhlasnya
            “maaf tentang sikap teman gue, dia memang seperti itu dia sulit mengaku kesalahannya” ucap Mayang, dan Adis ikut menganguk mengiyakan. Rahel hanya bisa menatap mereka tajam.
            “oh y ague Mayang, dan ini Adis” sambung Mayang lagi sambil mengulurkan tangannya.
            “Kevin. Kevin Karavan” ucap Kevin tanpa membalas uluran tangan itu, Mayang hanya mengaruk kepalanya dengan cengegesan karena di acuhkan.
            ‘Karavan. Sepertinya gue pernah dengar naman itu’ batin Rahel dan berusaha mengali ingatannya.
            “Hel kelas kita di sana” perkataan Adis mennyadarkan Rahel.
            “nah loe kelas apa?” kini Adis menoleh pada Kevin yang sibuk dengan ponselnya.
            “A” jawabnya singkat.
            “berarti kita sekelas dong. Wah seru” tutur Adis memeluk Kevin.
            “aishy menyingkirlah ini menjijikan” ungkap Kevin dan mendorong Adis menjauh darinya.
            “eh bersikap sopan lah pada temanku” protes Rahel.
            “hahahaha gak masalah” kata Adis sambil  tertawa garing mencoba meleraikan keduanya dari tatapan-tatapan mengerikan baginya.
            Akhirnya dua makhluk yang dari pertama kalinya bertemu ini selalu bertengkar, di satukan dalam kelas yang sama. Bagaimana kah hari-hari mereka akan menyenangkan atau akan bertengkar setiap saat.
SKIP TIME    :
2 bulan sudah mereka di satukan dalam ruangan yang sama, dan setiap saat juga keduanya bertengkar. Mayang dan Adis yang selalu melihat pertengkaran itu hanya mampu menarik nafas pasrah, bukan gak mau mendamaikan mereka tapi keduanya memang gak bisa di damaikan walaupun dengan segala cara.
“berhentih lah mengoceh, apa kau hanya bisa mengoceh saja” tutur Kevin kesal
“apa loe bilang” Rahel berdiri dan menompang pinggangnya menantang Kevin.
“hey hey udahlah kalian jangan bertengkar mulu dong” Mayang ikut berdiri untuk protes dengan sikap kedua temannya ini.
“hehe tenang lah ka__”
“hallo ada apa?” potong Kevin yang menjawab telpon membuat Adis cemberut kesal.
“baiklah”
“ kau ikut aku” sambung Kevin dan menarik Rahel.
“kemana ?”
            “kau masih banyak hutang sama aku jadi jangan protes”
            “hutang apa?” tanyak Rahel sok polos.
            “kau belum menganti kerusakan mobil ku, dan motor mu juga aku yang memperbaiki nya di tambah biaya pengobatan mu juga aku yang menanggungya padahal kau yang menabrak mobil ku” jelas Kevin panjang kali lebar, dengan tersenyum menang.
            Tanpa protes akhirnya Rahel pun ikut dengan Kevin, sepanjang perjalanan mereka hanya bertengkar saja. Pertengkaran mereka terkesan romantic dan membuat orang-orang makin iri melihat kedakatan keduanya. Kevin ternyata membawa Rahel ke Mol, dia ingin membelikan sesuatu untuk ibunya yang akan pulang ke Indonesia.
            Baiklah 2 ja m telah mereka habiskan waktunya di tempat ini tapi belum ada juga barang yang pas untuk ibu tercintanya. Uuf dari tadi Rahel hanya menarik nafas bosan.
            “kapan selesainya?”
            “ayo pergi” ajak Kevin yang sudah selesai memilih barangnya.
            “dasar dari tadi aku gak di beli apa-apa” oceh Rahel kesal.
            “kau ingin sesuatu?” tanyak Kevin dengan tatapan lembut, dia mendengar penuturan Rahel tadi.
            “are you serious?”
            “akan ku lakukan apa pun untuk mu” jawab Kevin mengoda Rahel, mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Kevin, Rahel blusing.
            “apa maksud mu?”
            ‘aisy apa yang kau lakukan dengan berkata seperti itu kau akan membuat dia salah paham gimana kalau kau tertarik lebih dalam ke dunianya’ tutur batin Kevin.
            “sudahlah lupakan, aku akan memilih hadiah ku” kata Rahel dan meninggalkan Kevin yang membeku di tempatnya.
            ‘ya ampun Rahel loe jangan seperti ini, ini sama saja loe selingkuh’ kata batin Rahel.
            15 menit Rahel telah memilih hadiahnya, dia memilih baju berwarna Pink pudar yang pasti sangat cocok untuknya. Rahel sempat ragu memilihnya melihat harga baju itu terlalu mahal, tapi Kevin menghalangnya dan langsung membayar harganya.
            “ayo pulang” ajak Kevin menarik Rahel.
            “gue pulang sendiri saja, loe kan harus ketemu sama ibu loe jangan sampek terlambat” kata Rahel gugup karena detak jantungnya yang tak karuan.
            “ah baiklah” jawab Kevin sok cool padahal jantungnya tak kalah hebohnya dengan Rahel.
*          *
            Jam di kamar Kevin telah menuju pukul 20:15 wib. Dan dia duduk melamun di meja belajarnya, sekarang di pikiran hanya ada gadis yang telah menemaninya selama 2 bulan terakhir ini. Kevin benar-benar merasa gundah dia gak tau perasaan apa yang telah ia rasakan sekarang untuk gadis itu, gadis yang telah merubah sikapnya sedikit berubah, gadis yang telah membuat kehidupan berwarna, gadis yang selalu bisa membuat hari-harinya indah dengan pertengaran mereka.
            “ah apa yang aku pikirkan, ini sama saja aku selingkuh dari calon istri ku” ucap Kevin galau.
            Di lain tempat, Rahel gak kalah galaunya  dengan sikanya  ini dia takut kalau dia akan mencintai Kevin. Kalau sampek dia mencintai Kevin dia akan membuat orang tuanya kecewa, Rahel memang gak tau siapa orang yang di jodohkan dengannya tapi setidaknya kemaren dia tau dari Abangnya kalau calon suaminya masih seumuran dengannya.
            “Raheeeeel” suara cempreng itu mengema seantero rumah Rahel, ya suara itu milik sahabatnya Mayang.
            “buka pintunya Hel”
            “ masuk aja” kata Rahel kesal.
            “Hel gue dan Heikal jadian wah gue senang banget” cerita Rahel antusias sambil meloncat-loncat.
            “wah benarkah”
            Rahel mulai tertarik dengan cerita Mayang, dia pun menuntut cerota yang akurat dari Mayang tentang hubunganya dengan  Heikal. Kedua gadis yang sudah berteman lama  ini pun larut dalam cerita mereka, hingga suara ponsel mereka mengganggu cerita mereka.
            “loe baca aja smsnya” kata Rahel, karena posisi ponselnya berada si samping Mayang.
            “temui aku besok aku akan mengatakan sesuatu” baca Mayang, Rahel hanya mengerutkan keningnya.
            “Kevin” ucap Mayang
            “sini” Rahel mencoba meraih ponsel itu dari Mayang.
For       : cowok nyebelin
Baiklah gue juga mau katakana sesuatu sama loe
            ‘ mungkin gue harus ucap salam perpisan dengannya’ kata batin Rahel.
            “Hel apa tue di leher loe”
            “di leher ya kalung lah” ucap Rahel ngasal.
            “itu cincinnya unik banget aku pinjam ya?” pinta Mayang memasang wajah imutnya.
            ‘kalau aku kasi ini gak baik untuk ku kalau sampek orang tua ku tau apa lagi calon suami ku. Dan kalau aku gak kasih Mayang pasti akan banyak tanyak lagi dan ujungnya aku harus ceritakan padanya, akhirnya semuanya akan tau tentang aku yang akan menikah’ ucap batin Rahel menimbang-nimbang keputusannya, lalu dengan terpaksa dia melepaskan cincin itu dan memberikannya pada Mayang. Mayang heboh sendiri.
            “oh ya kita pergi bareng besok loe sama Kevin gue sama Heikal”
            “eh. Tapi’
            “gak apa, loe berdua cocok kok”
            ‘deg’ dia hanya diam.
            “gue nginap ya”
            “iya”.
SKIP TIME    :
            “Hel cepat Heikal dah jemput kita tue” teriak Mayang.
            “y ague udah siap kok”
            Setelah berpamitan Mamah Rahel mereka pun ppergi ketempat yang telah di janjikan. Dan di tempat yang sudah mereka janjikan Kevin telah datang menunggu mereka disana.
            “kita sudah tiba”
            Ketiganya langsung masuk ke restoran yang sudah di janjikan. Kevin telah memasan minumannya, dan Rahel langsung duduk di samping Kevin sedangkan Heikal dan Mayang duduk berdampingan dan mengubar kemesraan di depan Kevin dan Rahel.
            “maklumin aja pasangan baru” ucap Rahel melihat arah pandang Kevin.
            “cincin itu” gumam Kevin.
            “loe bilang sesuatu”
            “ah tidak”
            ‘itu cincin milik ibuku. Mungkinkah selama ini mayang adalah calon istriku. Namun,Rahel bilang laki-laki ini pacar Mayang berarti dia selingkuh. Oh baiklah aku juga akan melakukan sesuatu’ kata batin Kevin dan memperlihatkan senyum kemenagan.
            “eh loe kenapa senyum-senyum, udah stress”
            “ya ampun Hel loe jaga dikit dong perkataan loe, pantesan aja loe jomblo terus” protes Mayang dengan posisi merebahkan kepalanya di bahu Heikal.
            “gak akan lagi sekarang” samber Kevin dan menarik Rahel menjauh dari pasangan sok romantic itu.
            “kemana?”
            “aku mau bicara” dan keduanya menjauh dari Mayang dan Heikal.
            “apa maksudnya dengan gak akan jomblo?” tanyak Mayang pada Heikal.
            “mungkin sebentar lagi mereka akan pacaran” jawab Heikal.
            Rahel dan Kevin telah meninggalkan Restoran, Kevin membawa Rahel ke tempat yang agak sunyi jauh dari keramaian kota. Tempat ini agak sejuk dan juga nyaman.
            “Hel aku mau ngomong sesuatu” kata Rahel terlihat serius. Rahel menelan air ludahnya.
            “aku..,menyukai mu” kata Kevin tanpa basa basi. Rahel melotot kaget, wajahnya memerah dan jatungnya berdetak cepat.
            “tapi gue u__”
            “udah punya kekasih, aku gak percaya ini bukan permintaan tapi perintah” kata Kevin.
            “aku gak bis__”
            “ssttt aku gak pernah menerima penolakan. Aku menyukaimu aku nyaman dengan mu itu sudah cukup bagi ku” Kevin menarik Rahel dalam dekapannya.
            ‘kenapa aku merasa nyaman, tapi ini salah’ spontan Rahel menolak Kevin menjauh.
            “kenapa?”
            “ini salah Vin, gue sudah pu__”
            “bukankah aku udah bilang aku gak peduli, aku tau kok kau menyukai ku”
            “entahlah” jawab Rahel ngasal, dan Kevin kembali memperlihatkan senyum kemenangannya.
            Waktu terus berjalan dan tak terasa mereka telah menghabiskan cukup banyak waktu mereka di tempat ini. Kevin baru ingat kalau di punya janji dengan calon istrinya.
            “Hel ayo pulang. Ada sesuatu yang harus aku urus untuk hubungan kita”
            “maksud kamu?”
            “kalau semuanya sudah selesai aku akan menjelaskan semuanya padamu”.
            “hehe baiklah sayang” ucap Rahel dan memeluk Kevin.
            “sayang kau bilang. Dasar nakal” Kevin mengeratkkan pelukan itu. Rahel tersenyum dalam pelukan Kevin dia merasakan sangat bahagia,
            ‘aku juga harus menyelesaikan hubungan ku dengan calon suami ku. Aku akan mempertahankan mu’
SKIP TIME    :
            Rahel sudah tiba di kediamannya, Kevin tadi hanya mengatarnya setengah perjalanan karena Kevin ada janji. Dan Rahel juga baru tau kalau keluarga suaminya akan berkunjung dia berniat akan menjelaskan semuanya pada calon suaminya.
            “tok..tok..” terdengar suara ketukan pintu.
            “masuk saja” kata Rahel yang menganggap itu Abang atau orang tuanya.
            Pintu kamar Rahel pun terbuka, langkah kaki itu mendekat ke tampat tidurnya.
            “Rahel akan segera turun” kata Rahel dan membalikan badannya menatap si pemilik langkah kaki.
            “Rahel, Kevin” kata keduanya bersamaan.
            “ya ampun gimana kamu bisa masuk kesini? Gimana orang tua ku lihat. Aku lagi ada tamu” kata Rahel panic.
            “siapa?”
            “hmm anu sebenarnya aku sudah di jodohkan dan hari ini keluarga jodoh ku datang” jelas Rahel sambil menundukkan kepalanya.
            “di jodohkan?”
            “maafkan aku, tapi aku memang menyukaimu dan aku akan membantalkan perjodohan itu tapi aku harus bicara sama calon suami ku dulu”
            “benarkah, akan aku tunggu”
            “hmm aku akan ngabarin kamu,ohya bagaiman kamu tau rumah ku,? Apa yang kamu lakukan disini”
            “mau ngelamar calon istriku”
            “eh kau ini”
            “dasar tungkang selingku” tuduh Kevin, Rahel memanyutkan bibirnya.
            “tapi kan aku bukan selingkuh darimu tapi selingkuh dari calon suami ku” belak Rahel.
            “sama saja, tetap kau tungkang selingkung” kata Kevin pura-pura kesal.
            “kau yang mengajak ku untuk selingkuh padahal aku telah menolaknya”
            “ini salah mu. Gimana ceritanya cincin pertunanganmu ada pada Mayang”
            “dia memijamnya. Aku terpaksa melakukan hal itu, tapi gimana kamu bisa tau itu cincin pertunangan ku”
            “ah itu, hmm jangan alih kan pembicaraan tukang selingkuh” elak Kevin .
            “aku selingkuh juga gara-gara kamu”
            “sudah lah” Kevin mendekap Rahel erat.
            “lagian kamu selingkuh dengan calon suami mu sendiri itu tidak masalah” sambung Kevin sambil tersenyum
            “selingkuh dengan calon suami sendiri, maksud mu kau itu ah gak” Rahel melepaskan pelukan itu dan mencerna kara-kata Kevin.
            “aku Kevin Karafa anak dari tuan Iksan Karafa dan nyonya Chelse Karafa” tutur Kevin tersenyum
            “nama belakang itu. Oh ya tuhan kenapa aku gak sadar selama ini”
            “ada apa? Ada masalah yang serius?” tanyak Kevin dengan tampang sok beloon.
            “kau Kevin Karafa beraninya menuduh ku selingkuh, padahal kau sendiri juga selingkuh. Hahaha” Rahel menatap horror dan tertawa seperti penyihir yang baru saja menemukan ramuan awet muda.
            “aishy ada apa dengan mu? Aku selingkuh kan gara-gara kamu” kata Kevin tenang sambil melangkah kakinya satu langkah dan ingin memeluk Rahel lagi.
            “apa maksudmu gara-gara aku, kau saja yang tidak bisa setia lalu juga pandai banget lagi mempengaruhi orang” bela Rahel dan menjauhi Kevin.
            “cincin pertunangan itu kenapa ada sama Mayang, ku fikir Mayang itu calon istriku jadi dia saja bisa berpacaran dengan orang lain kenapa aku tidak” jelas Kevin dan kini berhasil menarik dan memeluk Rahel dengan erat.
            “eh kalau itu aku terpkasa ngasih agar Mayang gak curiga, aku belum punya keberanian untuk jujur pada nya lagian aku ju__”
            “sudahlah yang pentingkan aku memang mencintai mu” Kevin memotong penjelasan Rahel, dan berhasil membuat pipi Rahel memerah.
            Di sisi pintu terlihat Ergan yang tersenyum-senyum sendiri sambil merekam adegan romantic itu. Mungkin sebagai bukti untuk di perlihatkan pada kedua orang tuanya juga keluarga baru adek tercintanya. Ergan juga merasa lega, karena dia tidak usah ikut campur untuk menyatukan meraka berdua.
            “lebih baik aku turun dan tunjukin bukti ini” gumamnya dan menutup pintu kamar adiknya dengan perlahan.
            Sedangkan di ruang kelurga kediaman tuan dan nyonya Hermanto, mereka terlihat sedang membicarakan sesuatu yang sangat mengasyikan sampek gak sadar dengan kedatangan Ergan sambil tersenyum-senyum.
            Ergan mempertahankan prilakunya beberapa menit dengan senyam-senyum berharap ada yang menayainya. Tapi boro-boro nanyak mandang kerahnya aja enggak dengan muka kecut andalannya Ergan pun memutuskan untuk memanggil para orang dewasa itu.
            “Pa Ma Om Tante apa kalian gak penasaran dengan kabar yang ku bawa” kata Ergan dengan muka kesal.
            “ada kabar apa sayang” tanyak Nyonya Hermanto lembut.
            “oh iya tadi kami menyuruhmu untuk memanggil adikmu dan Kevin, terus dimana mereka apa terjdi sesuatu?” tanyak Tuan Hermanto dengan  sika tegasnya.
            “apa Kevin kami bersikap tidak baik” kini Nyonya Karafa pun ikut panic.
            “huff liat ini” tunjuk Kevin lesu, padahal dia tadi sanagat semangat tapi kedua keluarga itu malah membuat dia kesal dengan sikap mereka yang mengacuhkannya tadi.
            Mereka terus mengamati video itu dengan terseyum dan pandangan tidak sangka, karena kedua anak mereka saling mencintai.
            Di tangga terlihat Kevin dan Rahel yang baru turun, keduanya terlihat sangat gembira sambil bergandengan tanggan.
            “Ma Pa. Om Tante kalian lagia apa?” tanyak Kevin datar, sedangkan Rahel mengangguk kan kapala tanda setuju dengan calon suaminya itu.
            “ieh kalian berdua terlihat sangat serasi” goda Nyonya Karafa ibu dari Kevin.
            “kapan acara pernikahan itu?” tanyak Kevin tanpa basa-basi, rahelyang berada disampingnya memcubit pinggang Kevin. Dan kedua keluarga itu hanya tersenyum mendengar pertanyaan yang blak-blakan.
            “kalian sudah gak sabar ya” kini gilaran ibunya Rahel yang menggoda mereka.
            “bukankah kalian pingin cepat punya cucu, jadi sebelum aku berubah pikiran cepat adakan perbikahan itu!” kata Kevin yang terdengar seperti perintah dari pada perimintaan. Rahel yang berada disisisnya benar-benar sangat malu dengan tingkah Kevin.
            “hahahaha baiklah kami akan kami selengara kan secepatnya”
            “tapi setelah Papa dan Mama menyelesaikan tugas di Inggris dulu ya” kata sang kepala keluarga Karafa berwibawa.
            “itu terlalu lama. Kalian baru akan kembali ke Indonesia dua bulan lagi” tolak Kevin dengan santainya, sedangkan makhluk lain yang berada di sekelilingnya yakni kedua orang tuanya, kedua orang tua Rahel, Ergan dan Rahel sedikit terkejut mendengar kata-kata Kevin.
            “lama. Tentu saja tidak Kevin pernikahan nya itu banyak yang harus di persiapkan” jelas sang ibu yang lain cuman ngangguk tanda setuju.
            “aku mau pernikahan itu di adakan minggu depan” katanya santai.
            “APAAAA??” semua teriak kaget
            “eh ka__lian gak ma__cam macam kan. Hey Rahel kau ma__masih sucikan ?” tanyak Ergan tiba-tiba gagap.
            “abang apaan tentu saja masih” kata Rahel benar-benar malu.
            “tapi itu terlalu buru-buru nak” kata Tuan Ikhsan Karafa menatap anak bungsunya serius.
            “yang sederhana saja, Rahel juga belum pengen teman-temannya tau, pernikahan ini hanya mengikatkan kami dan meresmikan kalau Rahel milik Kevin Karafa” jelasnya memandang Rahel.
            “dan agar dia gak selingkuh” sambung Kevin dan menatap mata Rahel dengan tatap mematikan.
            “eh aku gak mungkin selingkuh” bela Rahel dan memandang semua anggota kelurga.
            “aku kan hanya mencintai Kevin” katanya lalu dengn wajah bersemu, karena semua anggota keluarga terlihat gak percaya dengan perkataannya tadi.
            “tapi kau pernah selingkuhkan?” goda Kevin dengan berbisik di telinga Rahel. Rahel hanya diam enggan menanggapinya.
            “kalian sudah yakin dengan keputusan itu?”
            “sudah. Siap kan saja pernikahannya” kata Kevin mantap dan meranjak dari tempatnya sambil menarik Rahel ikut dengannya.
            Semua makhluk – makhluk yang berbentuk manusia itu menatap mereka dengan tatapan senang namun di balut keterkejutan.
SKIP TIME
            Gak seperti biasanya Rahel dan Kevin yang datang bersama kekampus bergandeng tangan dengan senyum selalu terpancarkan di wajah mereka. Teman – teman yang melihat mereka hanya bisa menerka – nerka apa yang sebenarnya telah terjadi, dia antara semua teman yang paling panasaran tentu saja Mayang. Mayang berdiri di depan prodi dengan tatapan menuntut cerita dari mereka berdua, di sampingnya ada Adis dan kekasihnya yang juga tengah bergandengan tanggan.
            “selamat pagi” sapa Rahel masih menggengam tanggan Kevin.
            “pagi juga” jawab ketiganya bersamaan.
            “Hel ada yang mau loe ceritakan pada gue?” tanyak Mayang menyipitkan matanya.
            “hehehe itu sebenarnya gue dan Ke__”
            “Mayang kembalikan cincin tunangan Rahel yang ada di jarimu itu!” printah Kevin sambil memperlihatkan senyum manisnya.
            “tututunangan” Mayang tergagap mengulang perkataan Kevin, di ikuti tatapan terkejut Adis dan kekasihnya yang bernama Ayana.
            “ya. Kerena kalian sudah bersahabat lama dan tidak terpisahkan bukan berarti kamu bisa memiliki apapun yang menjadi milik Rahel” jelas Kevin, dengan Rahel di sampingnya menunduk malu sekaligus merasa bersalah pada Mayang kerena telah menyembunyikan hal sebesar ini.
            “tentu saja kalau yang loe maksud kekasihnya, tunangan apa lagi suaminya gue gak maul ah” jawab Mayang dan buru – buru mengembalikan cincin yang menurutnya unik itu pada si pemilik.
            “maafin gue, gue belum punya keberanian cerita sama loe  dan lagi gue belum mengenal calon suami gue itu siapa” kata Rahel memasang raut menyesalnya.
            “gak apa, sebagai sahabat yang baik gue akan selalu menerima alasan loe” kata Mayang dan memeluk Rahel dengan terpaksa Kevin melepaskan gengamannya.
            “jadi kapan kalian akan menikah?’ tanyak Adis memecahkan seusana yang di selimuti penyesalan itu.
            “secepatnya bisa jadi seminggu lagi paling lama  2minggu” kata Kevin santai.
            “APA?” teriak Mayang, Adis, Ayana di ikuti nyengir kuda Rahel.
END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar