Penggaruh Sinetron Bagi Remaja
Disusun oleh
Merifa
Moliya
150240010
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
ILMU KOMUNIKASI
2016-2017
KATA
PENGANTAR
Segala puji serta syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga
penulis mempunyai kekuatan dan ketabahan untuk menyelesaikan profosal
penelitian ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya.
Penulis
ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah senantiasa pembantu sehingga
profosal ini selesai. Harapan penulis semoga saja profosal ini dapat berguna
pagi kita semua.
Penulis
Bukit
Indah, 05 juni 2017
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR…………………………………………………………….......... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang……....……………………………………………………...............1
B.
Indentitas
Masalah…...………………………………………………………………2
C.
Pemilihan
Masalah.............................................................................................3
D.
Rumusan
Masalah.............................................................................................3
E.
Pembatasan
Masalah........................................................................................3
F.
Tujuan
Penelitian..............................................................................................3
G.
Manfaat
Penelitian............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
Kajian Teori
A.
Pengertian
Sinetron.........................................................................................4
B.
Aspek-Aspek
Sinetron.....................................................................................5
C.
Pengertian
Kebiasaan Menonton
Remaja........................................................6
D.
Pengaruh
Sinetron Pada Remaja....................................................................6
E.
Pengaruh
Sinetron Luar Negeri Bagi
Remaja.................................................7
BAB III METODE
PENELITIAN
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………………………................9
B.
Saran................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... .......10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Di
era modern ini kita tidak dapat memungkiri bahwa dalam segala aspek
perkembangan mempengaruhi manusia. Salah satu aspek positif dari
modernitas zaman adalah berkembangnya teknologi dan media informasi dewasa ini. Media
itu dapat berupa media cetak, elektronik, audio dan masih banyak lagi. Contoh
kongkrit jenis medi a elektronik
adalah seperti televisi dan radio. Dari sekian banyak media massa yang
ada saat ini,
televisi merupakan salah satu produk kemajuan teknologi
komunikasi yang lebih sempurna dan dapat menutupi kekurangan yang ada pada
media komunikasi
lainnya yaitu, surat kabar, majalah, radio dan film. Televisi
secara utuh mampu menampilkan gambar
secara nyata dan
lengkap dengan suara aslinya, sehingga dapat dikatakan bahwa televisi akan mempunyai pengaruh yang lebih
besar dan lebih luas.
Televisi merupakan salah satu media
informasi dan sarana komunikasi umum yang tak dapat dipisahkan dari
kehidupan masyarakat. Tak dapat dipungkiri televisi mempunyai banyak manfaat, khususnya
acara-acara yang menayangkan berita aktual, film dokumenter, dan mengungkap
alam dan ilmu pengetahuan. Hal ini karena adanya kelebihan yang dimiliki oleh cara kerjanya, yaitu memadukan antara
gambar dan suara,
yang membuat penyampaian informasi lebih mudah difahami oleh semua lapisan.
Disamping itu, acara-acara televisi sangat digemari oleh anak-anak karena mengandung daya pikat dan kemampuan
yang tinggi dalam menghipnotis anak untuk menghabiskan waktu di depan televisi
disamping mudah
Kebanyakan orang menganggap bahwa
televisi merupakan suatu kebutuhan primer yang mendesak, sehingga hampir semua
rumah memiliki pesawat televisi. Pesawat
ini diduga dapat menguasai hati orang dewasa terlebih anak, dan kebanyakan orang
senantiasa mengikuti acara-acara penayangannya, tanpa membatasi diri atau membuat aturan, sehingga seringkali waktu anak
menyaksikannya lebih lama dari waktu yang digunakan untuk belajar, bermain,
sosialisasi dengan teman lainnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa stasiun
televisi kita di tanah air, memiliki kecenderungan
untuk meniru satu dengan lainnya. Ketika melihat merebaknya berbagai sinetron saat ini, secara tidak disadari kita sedang mengarah
kepada pembentukan sistem Nilai sesuai dengan
apa yang ditampilkan di dalam sinetron
tersebut. Ketika ditampilkan konflik si
kaya dan si miskin, seorang kaya dikesankan
dengan kemewahan dan kekuasaan yang diukur dari banyaknya harta dan tingginya jabatan.
Sedangkan si miskin ini hidup dengan seadanya dan kekurangan secara materi.
Padahal kemiskinan itu tidak semata diukur dengan hal materi saja. Hal tersebut
seperti menampilkan sistem nilai yang dibawa oleh kapitalisme bahwa siapa yang
kaya dia adalah orang yang memiliki banyak harta. Dan faktanya di Indonesia hanya sedikit sinetron
yang mengajarkan kekayaan hati. Semaraknya sinetron di Indonesia saat ini dikarenakan perkembangan jumlah stasiun
televisi swasta yang bermunculan. Tayangan sinetron dapat dijumpai pada stasiun
RCTI,SCTV,MNCTV dan Indosiar. Sedikit banyaknya masayarakat akan mudah
terpangaruh pada penayangan yang ada di televisi terlebih anak-anak yang memang
suka meniru apa yang di lihat. Saat ini di Indonesia sendiri tengah maraknya di
tayangkan senetron India seperti di ANTV dan Indosiar juga drama Turki. Bahkan
TV One yang biasa sibuk dengan penayangan berita kini sempat untuk menanyangkan
drama Turki.
Fenomena yang sedang dialami oleh
Indonesia saat ini kita kenal dengan fenomena “latah” inilah yang
seringkali kita lihat pada dunia pertelevisian kita dewasa ini. Dan saat ini di
bulan ramadhan makan pertelevisian Indonesia akan berlomba-lomba membuat
senetron religi ataupun tanyangan-tayangan hiburan jelang berbuka dan sahur.
B.
Indetitas
Masalah
Dari latar belakang masalah yang
telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut:
1. Kurangnya
pembatasan diri dalam menonton televisi
2.
Perteleviaan Indonesia mengikuti
fenomena latah
3.
Senetron dapat mempengaruhi pola
pikir maupun tingkah lakumasyarakat baik bagi orang dewasa
maupun anak-anak.
C.
Pemilihan
Masalah
Dari
hasil indetifikasi masalah diatas maka penulis akan fokus pada satu pembahasan,
yaitu yang nomor tiga tentang ‘senetron dapat mempengaruhi pola pikir maupun
tingkah laku masyarakat baik bagi orang dewasa maupun anak-anak.
D.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sikap para remaja setelah menyaksikan sinetron
2. Bagaimana
pandangan mereka tentang sinetron luar
E.
Pembatasan
Masalah
Penulis
hanya akan membahas tentang pengaruh sinetron bagi remaja
F.
Tujuan
Penelitian
Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh sinetron bagi para remaja.
G.
Manfaat
Penelitian
Para
orang tua akan tau cara membantasi anaknya agar tidak kecanduan dengan
menonton.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
Kajian Teori
A.
Pengertian
Sinetron
Sinetron
merupakan penggabungan dan pemendekan dari kata sinema dan elektronika.
Elektronika disini tidak hanya mengacu pada pita kaset yang proses
perekamannuya berdasarkan pada kaidah-kaidah elektronik.\
Menurut
Arswendo (Ardlz: 2008) mengemukakan sinetron adalah sandiwara bersambung yang
disiarkan oleh stasiun televisi. Sinetron merupakan kepanjangan dari sinema
elektronik yang berarti sebuah karya cipta seni budaya, dan media komunikasi
pandang dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita
video melalui proses elektronik lalu ditayangkan melalui stasiun televisi
(http://chendah.blogspot.com). Rahman (2007) mengemukakan mengenai pengertian
sinetron, diantaranya:
a)
Sinetron adalah akronim dari “Siaran
Elektronik”.
b)
Dalam bahasa Inggris, sinetron
disebut “soap opera”
c)
Dalam bahasa spanyol disebut
“telenovela”.
Dalam
perspektif kesenian, tayangan sinetron merupakan hasil rekaan sang sutradara
yang isinya tidak mesti meliput realitas empiris dari pergaulan remaja kita
sehari-hari. Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai
tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka
sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Akhir cerita sinetron cenderung
selalu terbuka dan sering kalitanpa
penyelesaian (open-ended). Cerita cenderung dibuat berpanjang-panjang selama
masih ada audien yang menyukainya (Morissan, 2008: 213).
Penayangan sinetron biasanya terbagi
dalam beberapa episode. Sinetron yang
memiliki episode terbatas disebut dengan mini seri. Episode dalam suatu miniseri merupakan bagian dari cerita keseluruhan.
Dengan demikian, episode sama seperti
bab dari buku.
B. Aspek-Aspek Sinetron
Ada beberapa
aspek dalam sinetron yang mempunyai potensi untuk mengkikis keislaman umat
muslim yang dikemukakan oleh Dudung (2005), yaitu:
a.
Aspek moralitas misalnya, yang
menyangkut nilai-nilai baik, buruk, benar, salah. Aspek moralitas memang tidak
terlihat seperti aspek kekerasan, tapi menjadi aspek yang penting. Ada beberapa
perilaku tertentu di masyarakat dianggap salah, di sinetron ditampilkan begitu
sajatanpa ada penekanan perilaku salah (Gantuarto, 2002).
b.
Aspek seksualitas misalnya, terlihat
dari cara berbusana pemain yang menonjolkan daya tarik seksualnya hingga
ekspresi cinta di antara mereka yang cenderung vulgar. Dari sekedar bergandengan
tangan, berciuman, hingga berpelukan mesra layaknya suami-istri.
c.
Aspek kekerasan, dijadikan sebagai
bumbu penyedap yang menajamkan konflik. Pemainnya diarahkan untuk menyelesaikan
masalah dengan melibatkan pukulan dan jebakan-jebakan yang bisa merenggut
nyawa. 50 Pada tahun 1994 koran-koran di Singapura menyajikan hasil polling
pendapat yang dilakukan pihak kepolisian kepada 50 pemuda yang terlihat tindak
kekerasan. Hasil polling menyimpulkan sebagian besar pemuda yang melakukan
tindak kekerasan suka menonton film-film kekerasan di televisi (Arif Sadiman:
1994).
d.
Aspek perilaku, terlihat dari
perilaku siswa yang menunjukan sikap permissif dan bebas dari aturan sekolah.
Siswanya berani memamerkan tatto, rambutnya dicat dengan warna mencolok seperti
truffle light, memakai anting, slayer, topi koboi, pakaian terlaluketat (minim
adan press body), rambut panjang, memakai gelang, atau berperilakulayaknya
preman. Kancing baju bagian atas dibuka, dan kemejalengan pendeknya digulung.
Pergaulan bebas, merampok, memperkosa, bertengkar dan lain sebagainya.
e. Aspek
bahasa, bayak ragam bahasa yang ada dalam setiap tayangan sinetron Indonesia.
Hampir disetiap tayangan sinetron masih saja mendengar kalimat-kalimat kasar
dengan nada celaan,cacian, makian, kemudian mereka lontarkan sebagai bentuk
kebencian,iri hati, dan kedengkian kepada lawan mainnya. Misalkan, Guwe, elo,
goblok, sialan, berengsek, dan lain-lain.
C. Pengertian Kebiasaan Menonton Sinetron
Nana Syaodih dan Moh. Surya dalam
Tono Sumartono (1992: 26) mengemukakan
pengertian kebiasaan sebagai cara individu bertindak
yang sifatnya relatif menetap, seragam dan otomatis untuk masa tertentu.
Kebiasaan merupakan hasil belajar, bukan bersifat pembawaan. Menurut Arswendo
(Ardlz: 2008) mengemukakan sinetron adalah sandiwara bersambung yang disiarkan
oleh stasiun televisi.
Dari beberapa paparan kebiasaan
dalam penelitian kebiasaan suatu perilaku
manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis. Kebiasaan merupakan hasil
pelaziman yang berlangsung pada waktu yang lama atau sebagai reaksi khas yang
diulangi seseorang berkali-kali. Sinetron adalah drama serial yang disiarkan
ditelevisi dalam beberapa episode dan jenis alur tertentu yang penayangannya
rutin. Berdasarkan uraian, yang dimaksud dengan kebiasaan menonton tayangan
sinetron dalam penelitian ialah suatu bentuk perilaku siswa yang dikerjakan secara terus menerus dan relatif
menetap dalam menonton sinetron yang disiarkan oleh stasiun televisi di
Indonesia.
D. Pengaruh Sinetron Pada Remaja
Remaja merupakan potensi bangsa yang
cukup besar, untuk itulah rasanya sayang sekali jika para remaja kita terkena
imbas dari kepentingan-kepentingan para industri dan film di Indonesia. Memang
tidak menutup kemungkinan adanya pengaruh dari sinetron televise dan film pada perkembangan
moral remaja. Kadang kala para remaja tidak bisa mengotrol diri mereka dalam
menonton sinetron, remaja seakan lupa waktu dan hayun dalam sinetron. Apa lagi
mengingat di Indonesia banyak sekali stasiun televisi yang menayangkan
sinteron. Maka tidak heran jika saat satu sinetron bersambung disalah stasiun
Tv, remaja tetap akan duduk manis dilayar televisi dan menganti pada chenal
lain untuk menonton sinetron lain lagi.
Dewasa
ini tidak dapat kita pungkiri jika para remaja lebih banyak menghabiskan
waktunya di depat Tv dari pada belajar, bahkan bersosialisasi di sekitarnyapun
jarang sangking gak bisa jauh dari TV. Saat ini bahkan sudah maraknya tayangan
sinetron luar seperti, sinetron India, Turki, Filipina dan juga dara Korea yang
telah lebih dulu mencuri perhatian para remaja. Mungkin saat ini para remaja
belum merasakan dampak dari kelalain mereka, tapi setidaknya ketegasan dari
orang tua harus lebih ditegakkan lagi. Orang tua harus bisa mengatur jadwal
anaknya yag dalam menyaksikan televisi dengan demikian diharapkan para remaja
akan lebih terkontrol.
E. Pengaruh Sinetron Luar Bagi Remaja
Saat ini di
Indonesia memang lagi maraknya sinetron India dan Turki, namun jika kita lihat
kedua sintron ini tidak terlalu berpengaruh bagi remaja. Para remaja lebih
senang denga drama Korea, kita bisa lihat dari pengamatan sehari-hari para
remaja lebih senang megatakan kata-kata Annyeong
Haseyo (halo) Gamsamhamnida (terima
kasih), Mianhea (maaf).
Selain itu para remaja juga dengan
senantiasa mencari tau tentang para selebritis Korea di Internet. Namun, kita
juga tak dapat pungkiri saat ketika
sinetron India, Turki, bahkan Filipin merambak di pertelevisian Indonesia
banyak juga remaja yang penget tau tentang selebritinya. Bahkan dengan mencari
tau tentang selebriti idola mereka para remaja ini juga akan banyak tau tentang
budaya luar itu.
Layaknya mereka mencari tau tentang
makanan favorit sang idola, bahkan tak jarang para remaja juga kepengen tau
tentang budaya yang ditempilkan didalam sinetron. Contohnya hari holli dalam
sinteron india, hampir setiap sinetron India menyajikan festifal ini sehingga
para remaja penasara dan mulai mencari tau tentang hal tersebut. Lalu kenapa
remaja menyukai sinetron luar negeri? Jawabannya sederhana kebanyakan sinetron
luar alurnya lebih menarik dan tak berbelit-belit, jika berbelit kita sering
melihat para remaja tidak akan mengikuti laur cerita itu tersebut. Makanya jika
kita perhatikan remaja lebih suka drama Korea yang lebih simple dan para
pemainnya juga banyak yang masih muda.
Namun, jika kita lihat lebih dalam
sikap merek tersebut lebih mengarah kalau para remaja kecanduan pada sinetron
luar dari pada sinteron Indonesia. Mereka cenderung tidak suka menonton
sinetron Indonesia, menyukai sinetron luar memang tidak salah tapi mereka juga
jangan lupa pada karya negara sendiri. Apalagi remaja cenderung meniru gaya
bahasa dan mngikuti budaya luar dan hampir lupa dengan budayanya sendiri.
BAB III
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan paradigma
positivistik, pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian deskriptif. Metode
yang digunakan untuk mendeskripsikan penelitian tentang pengaruh sinetron pada
remaja adalah analisis isi. Analisis isi merupakan sebuah alat untuk melakukan
kategorisasi dari manifest teks yang ada. Sehingga, salah satu kunci dari
metode ini adalah sebuah panduan untuk melakukan kategorisasi, atau yang
biasanya disebut lembar coding.
Kategorisasi
Kategorisasi dari penelitian ini
diturunkan berdasarkan apa yang telah dikerjakan oleh Cooper, Potter, dan
Dupagne di tahun 1994 serta Baxter dan Babbie tahun 2007. Trumbo juga telah
menggunakan kategorisasi yang serupa pada penelitiannya di tahun 2004. Dengan
demikian, kategorisasi yang digunakan adalah fokus penelitian, pendekatan,penggunaan
teori, sumber data, dan prosedur
analisis.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dewasa ini
sinetron sangat berpengaruh dalam perkembangan pola pikir remaja, cenderung
remaja akan meniru apa yang mereka tonton. Banyak dari remaja yang ikut tren
seperti yangmereka tonto. Tak jarang karena terpanguruh dari sinetron para
remaja akan berusah bersikap seperti yang mereka saksikan.
Dan saat ini
di Indonesia tengah maraknya menanyangkan sinteron luar Negeri yang dimana
tanpa kita sadari sangat berpengaruh pada remaja. Jika remaja tertarik pada
sinteron luar tersebut, maka tak jarang mereka akan mencari tau lebih banyak
tentang sinetron yang mereka tonton. Para remaja juga yang mencari tau tentang
para pemain di dalam sinteron tersebut, dari makan tanggal lahir hingga
kebiasaan sehari-harinya. Dan juga kadang kala mereka akan mencari tentang budaya
yang di tampilkan di dalam sinetron tersebut.
Di zaman
sekarang, jika kita melihat para remaja akan lebih senang mengahabiskan
waktunya di depan televisi dari pada di depan buku. Karena kebiasaan inilah
yang pada akhirnya membuat para remaja penurus bangsa jadi malas.
B. Saran
Setelah
melakukan penelitian ini penulis yang dapat menyarankan agar para orang tua
lebih memperhatikan anak-anaknya. Para orang tua juga harus membatasi waktu
anak-anaknya untuk menonton. Bagi para orang tua jangan terlalu membabeskan
anak-anaknya dalam menyaksikan tayangan televisi, para orang tua harus
mengotrol mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
Carmia Diahloka. 2012 “Pengaruh Sinetron Televisi dan film Terhadap Perkembangan Moral
Remaja”, Malang: Jurnal Reformasi. Universitas Tribhuwana Tunggadewi.
Hamidi. 2010. “Metode
Penelitian Kualitatif Pendekatan Praktis Penulisan
Proposal Dan
Laporan Penelitian”. Malang: UMM Press.
Edy Susena. 2015 “Pengrauh
Sinetron Televisi Terhadap Pola Hidup Masyarakat Pendesaan Di Kabupaten Boyoli”,
Surakata: Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa. Universitas Politeknik Indonusa
Surakarta.